DalamAgama Buddha, Salah satunya adalah pemberian dana pada waktu yang tepat. Dalam pañcakanipātapali dari kitab yang sama dirujuk bahwa pemberian yang dikatakan tepat waktu dapat dipersembahkan kepada lima macam orang: 1. Orang baru tiba 2. Orang yang akan pergi 3. Saat makanan sukar didapat 4.
Namo Buddhaya Berikut ini dikutipkan jawaban-jawaban dari alm. Bhikkhu Ledi Sayadaw atas pertanyaan mengenai Dana sewaktu Beliau masih tinggal di daerah Chipagan, Burma yang didasarkan atas Kitab Suci Tipitaka Pali, Atthakatha dan Tika. Thavara Dana, yaitu Pemberian yang bersifat tahan lama, misalnya stupa, rumah peristirahatan, vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah, dan sebagainya. Athavara Dana, yaitu Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya makanan, pakaian, dan uang. Athavara Dana yang diberikan terus menerus akan menghasilkan buah yang sama kuat dengan Thavara Dana. Amisa Dana, yaitu Berdana dalam bentuk materi termasuk uang untuk membangun vihara. Dhamma Dana, yaitu Berdana pengetahuan Buddhadharma, misalnya berdana buku-buku Buddhadharma, mencetak, menulis, menterjemahkan, menyunting, mengajar, memberi khotbah Dharma. Sang Buddha bersabda, “Danam Dhamma Danam Jinati”, yang artinya, “Dari semua pemberian, pemberian Dharma-lah yang tertinggi.” Dharma Dana menghasilkan kebijaksanaan dan pengetahuan. Nicca Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan secara teratur dan tetap. Seseorang tidak akan dilahirkan di alam Apaya menderita apabila dia melakukan Nicca Dana. Anicca Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan kadang-kadang saja. Vatta Nissita Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi. Keuntungan duniawi meliputi keinginan untuk dilahirkan di alam-alam dewa, dilahirkan sebagai anak orang kaya. Pemberian dana semacam ini cenderung akan memperpanjang Samsara lingkaran kehidupan dan kematian . Vivatta Nissita Dana, yaitu Pemberian dengan tujuan untuk membebaskan diri dari kesengsaraan [samsara] dengan tercapainya Kebebasan [Nibbana]. Puja Dana, yaitu Pemberian kepada orang-orang yang menjalankan sila dan orang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi sebagai tanda hormat. Anuggaha Dana, yaitu Pemberian kepada orang yang lebih rendah. Sankhara Dana, yaitu Pemberian Dana setelah mendapat dorongan atau anjuran dari orang lain. Apabila berbuah akan menjadikan seseorang itu berpikir lamban dan bodoh. Asankhara Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain. Apabila berbuah akan menjadikan seseorang itu cerdas dan pandai. Jana Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan dengan sepenuh pengertian akan akibat-akibatnya. Ajana Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan dengan tidak mengerti atau mengetahui apa akibatnya. Vatthu Dana, yaitu Pemberian berupa barang materi. Asankhara Dana, yaitu Pemberian berupa suatu kebebasan pada suatu makhluk dari bahaya atau dari kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan dari kurungan yang telah ditangkap, larangan untuk berburu di hutan, melatih atau mematuhi Pancasila Buddhis, dan sebagainya. Ajjhatika Dana, yaitu Pemberian berupa anggota badan, misalnya mata, badan jasmani, dan mengorbankan jiwa sendiri untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Termasuk dalam hal ini adalah melakukan donor darah. Bahira Dana, yaitu Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri. Hina Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan dengan harapan mendapat kemasyuran. Majjhima Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat dilahirkan sebagai manusia yang kaya. Panita Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan dengan harapan untuk mencapai kebebasan [Nibbana]. Dasa Dana, yaitu Pemberian yang bernilai rendah, misalnya sesuatu yang biasa diberikan kepada seorang budak. Sahaya Dana, yaitu Pemberian yang mempunyai tingkat yang sama dengan apa yang biasa digunakan seseorang yang sama kedudukannya, misalnya sesuatu yang diberikan kepada seorang teman. Sami Dana, yaitu Pemberian yang bernilai tinggi, misalnya sesuatu yang bisa dipakai oleh para majikan atau raja-raja. Loka Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat dalam arti takut dipandang rendah bila tidak ikut berdana. Atta Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan untuk menjaga kewibawaan atau pangkat seseorang. Dhamma Dana, yaitu Pemberian yang dilakukan karena ingin mempraktekkan ajaran agama. Civara Dana, yaitu Pemberian jubah kepada Bhikkhu. Pindapatta Dana, yaitu Pemberian makanan kepada Bhikkhu. Bhesajja Dana, yaitu Pemberian makanan kepada Bhikkhu. Senasana Dana, yaitu Pemberian tempat tinggal atau kuti kepada Bhikkhu. Sang Buddha bersabda, “Vihara Danam Sanghassa Aggam Buddhena Vannitam”, yang artinya, “Sebuah tempat tinggal Bhikkhu yang diberikan kepada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagai pemberian hadiah tertinggi.” Demikian juga, “Soca Sabbadado Hoti, Yo Dadati Upassayam”, yang artinya, “Seseorang yang mendirikan tempat tinggal Bhikkhu sebagai hadiah kepada Sangha, sama nilainya dengan segala macam hadiah.” Dakkhina Visuddhi Dana; Penggolongan ini didasarkan atas Sifat si pemberi yang berbudi luhur atau menjalankan sila. Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur atau tidak menjalankan sila. Sifat si penerima yang berbudi luhur atau menjalankan sila. Sifat si penerima yang tidak berbudi luhur atau tidak menjalankan sila. Jika pemberian dana tersebut dilakukan dimana kedua-duanya berbudi luhur, maka akan menghasilkan buah yang banyak. Jika salah satunya tidak berbudi luhur, maka buah yang diperolehnya hanya sedikit. Sakkacca Dana, yaitu Pemberian dengan hati-hati, sopan, dan penuh hormat. Asakkacca Dana, yaitu Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dan sebagainya. Jika pemberian dana ini menghasilkan buah maka akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman, anak atau pelayannya. Sahatthika Dana, yaitu Pemberian dengan tangan sendiri atau secara pribadi. Anatthika Dana, yaitu Pemberian dengan menggunakan perantara, misalnya dengan melalui seorang pelayan. Bila pemberian ini berbuah, kemungkinan akan menghasilkan buah yang disertai dengan tiadanya pengikut atau teman. Agga Dana, yaitu Pemberian sesuatu yang baru dan terbaik. Ucchita Dana, yaitu Pemberian berupa sesuatu yang bernilai rendah, misalnya barang sisa. Jika si penerima Ucchita Dana menghargai dan menyukai pemberian ini, maka dana yang diberikan akan tetap membawa hasil yang besar, sejauh pemberian tersebut disertai kehendak [cetana] yang baik dan sikap pikiran yang hormat dan sungguh-sungguh [sakkaca], misalnya pemberian dari seorang yang kaya kepada seorang fakir miskin, ataupun pemberian kepada hewan-hewan peliharaan. Dhammika Dana, yaitu Pemberian yang benar diberikan kepada seseorang atau lembaga yang dituju sejak dari semula. Adhammika Dana, yaitu Pemberian yang sebenarnya akan diberikan kepada seseorang atau sesuatu lembaga, tetapi orang itu mengubah pikirannya dan memberikannya kepada orang lain atau lembaga lain. Dhamma Dana, yaitu Pemberian berupa nasi, air, pakaian, dan sebagainya. Adhamma Dana, yaitu Pemberian berupa minuman keras, senjata, mesiu, alat atau gambar porno yang dapat menimbulkan kekotoran batin, dan sebagainya, barang-barang yang berbahaya, yang mungkin menjadikan seseorang melanggar Panati atau Surameraya Sila. Pemberian dana semacam ini akan menghasilkan perbuatan yang tidak baik [ Akusala Kamma ]. Tetapi bila seseorang memberikan racun yang diberikan untuk tujuan menyembuhkan penyakit ataupun senjata dan mesiu yang tidak berbahaya untuk keperluan vihara, maka hal ini adalah perbuatan baik [ Kusala Kamma ]. Saparivara Dana, yaitu Pemberian yang disertai dengan tambahan-tambahan lain yang lengkap. Aparivara Dana, yaitu Pemberian yang tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain. Savajja Dana, yaitu Pemberian yang disertai dengan kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup. Apabila pemberian dana ini menghasilkan buah, maka cenderung disertai dengan adanya bahaya-bahaya atau dapat pula hilangnya jiwa seseorang. Anavajja Dana, yaitu Pemberian yang tidak disertai dengan kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup. Berbagai definisi mengenai jenis-jenis dana, mutu dana dan lain sebagainya yang terdapat dalam pengertian pada masing-masing Buddhisme, pada dasarnya adalah sama, yaitu haruslah dilakukan dengan hati yang penuh keikhlasan, bersuka-cita, penuh kerelaan tanpa mengharapkan imbalan apapun dan penuh hormat sebagaimana seorang bijaksana sehingga akan senantiasa hidup bahagia dalam kehidupan saat ini ataupun kehidupan di alam berikutnya. Sang Buddha bersabda “Di dunia ini ia berbahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelaku kebajikan berbahagia di kedua dunia itu, ia akan berbahagia ketika berpikir, aku telah berbuat kebajikan’, dan ia akan lebih berbahagia lagi ketika berada di alam bahagia.” [ DHAMMAPADA 18 ] Sang Buddha bersabda “Sesungguhnya orang kikir tidak dapat pergi ke alam dewa. Orang bodoh tidak memuji kemurahan hati. Akan tetapi orang bijaksana senang dalam memberi, dan karenanya ia akan bergembira di alam berikutnya.” [ DHAMMAPADA 177 ] Semoga Bermanfaat
Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses, dan output dalam penerapan kurikulum 2013 pendidikan agama Buddha pada pendidikan dasar dan menengah. Penelitian ini merupakan
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 210109 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7dbe6768d70bc6 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Bahkandalam agama-agama penyembah bintang juga mengenai dan menjalankan ritual puasa. Selain itu, agama Budha, Yahudi dan Kristen juga menjalankan ritual puasa. Ibnal-Nadim mengatakan bahwa penyembah bintang melaksanakan puasa selama tiga puluh hari setahun, juga puasa sunat sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari.
Secara universal, memberi dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Sesuatu yang membuktikan kedalaman sifat manusiawi dan kemampuan seseorang untuk trensendan diri. Perbuatan memberi ini merupakan satu langkah awal yang penting di dalam ajaran Budha, dan disebut “Dana”. Berdasarkan tata bahasa Pali istilah dana dapat diartikan sebagai berikut Diyabeti Danam yaitu sesuatu yang telah diberikan disebut Dana. Duggati Dayati Rakkbati Danam yaitu sesuatu yang membuat si pemberi memperoleh perlindungan, keselamatan, kebebasan dan penderitaan atau kesukaran disebut dana. Kitab Visuddimaga, Buddhaghosa Thera telah memberikan definisi sebagai Danam Vuccati Avakbandbam yaitu sesuatu yang diberikan dengan niat disebut dana. Dana biasa diterjemahkan sebagai pemberian sedekah. Pemberian sedekah mengingatkan kepada pemberian hadiah kepada orang-orang miskin atau kepada mereka yang berada dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. Ber-dana adalah perbuatan melepas sesuatu yang dimiliki dengan tulus ikhlas dan memberi kepada mereka yang membutuhkan bantuan demi suatu tujuan yang baik. Berdana tidak lain adalah murah hati yang terkandung dalam pengertian alobha tidak serakah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana diartikan sebagai uang yang disediakan untuk kepentingan kesejahteraan, juga diartikan sebagai pemberian hadiah atau hadiah atau derma. Sedangkan dari sudut lain, berdana dapat juga diidentifikasikan dengan sifat pribadi kedermawanan caga, yaitu memberikan apa yang dimiliki demi kepentingan orang lain. Sudut pandang ini menyoroti praktek berdana bukan sebagai tindakan perwujudan luar, di mana suatu obyek dipindahkan dari diri sendiri untuk diberikan kepada yang lain, namun merupakan kecenderungan dalam diri untuk memberi lewat tindakan nyata, yang memungkinkan adanya berbagai tindakan yang lebih menuntut pengorbanan diri. Praktik berdana dalam ajaran sang Buddha, memiliki tempat dan pengertian khusus yaitu sebagai pondasi dan benih perkembangan spiritual. Dana merupakan dasar dari segala perbuatan baik. Dana adalah langkah pertama dalam urutan cara-cara berbuat baik Kusula Kamma dan di dalam Punna Kriya Vatthu sepuluh cara berbuat jasa. Secara garis besar, berdana adalah merelakan sebagian uang atau harta benda miliknya untuk diberikan dengan tanpa pamrih kepada mereka yang membutuhkannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbuatan baik dari berdana ini merupakan perbuatan jasa/ kebajikan yang paling dasar. Merupakan landasan bagi tumbuh berkembangnya kebajikan-kebajikan yang lebih tinggi, yakni Sila hidup bermoral, Samadhi memiliki konsentrasi dan Pannya memiliki kebijaksanaan, hingga akhirnya mencapai kebebasan sejati Nibbana. Referensi Makalah Kepustakaan Rudi Ananda Limiady, Mengapa Berdana, Klaten Wisma Sambodhi, 2003. Abhiniko, “Dana Berdana” dalam lembaran Nirkala, Mangala 15 Edisi Perdana 1992, Thailand LPD. Publisher, 1992. Bhikkhu Lady Saydaw, Penjelasan Mengenai Dana, Semarang Vihara Tanah Putih, 2003. Mukti, Belajar Menjadi Bijaksana, Jakarta Yayasan Dharma Pembangunan, 1993. Anton M. Moeliono, dkk., Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1993. Win Vijono, Ajaran Bagi Pemula, Bandung Yayasan Bandung Sucinno Indonesia, 1992.
10Jalan Perbuatan Baik – Dasa Kusala Kamma Patta 10 Jalan perbuatan baik Dasa Kusala Kamma adalah landasan Buddha Dhamma. Hukum alam didasarkan pada mereka. Dasa Kusala-Kamma atau Dasapunnakiriyavatthu berasal dari kata Dasa, Punnakiriya dan Vatthu. Dasa artinya sepuluh. Punna kiriya artinya jasa atau berbuat kebajikan. Dan Vatthu artinya perihal atau cara.
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi berdana dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana memiliki tempat dan pengertian yang paling istimewa dan khusus, yaitu sebagai pondasi dan benih perkembangan spiritual. Dengan berdana kita membantu orang lain keluar dari kesulitan atau penderitaan. Berdana berarti pula mengurangi keserakahan dan keterikatan kita terhadap keduniawiaan. Jelasnya dana merupakan praktek langsung dari perbuatan baik, yang menjadi landasan dalam mencapai keinginan setiap orang, yaitu kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kedamaian. Menurut jenis ada 3tiga macam dana 1. Amisa-dana yaitu pemberian dalam bentuk materi yang terdiri dari a. Tavara-dana, berupa sesuatu yang bersifat tahan lama, misalnya membangun stupa, vihara, tempat meditasi, rumah sakit, sekolah , dhammasala,dan lain sejenisnya. b. Atthavara-dana, yaitu pemberian yang bersifat sementara seperti pakaian, makanan, obat-obatan dan lain sejenisnya 2. Abhaya-dana yaitu pemberian yang bersifat membantu makhluk lain yang sedang dalam bahaya, melepas binatang dan mau memaafkan kesalahan orang lain. 3. Dhamma-dana yaitu pemberian berupa pengetahuan Dhamma kebenaran “Dhamma Danam Jinati” memberikan Dhamma Dana melebihi segala pemberian apapun Dana yang diberikan tanpa pengharapan apapun dapat membawa seseorang terlahir dialam Brahma, dialam itu ia bisa menjadi yang tidak kembali lagi Anguttara Nikaya IV/62 Dalam Kitab Dakkhina Vibhanga Sutta merinci daftar orang-orang yang dapat diberi persembahan dana serta jasa kebajikan yang dihasilkan dalam niat baik sebagai berikut; 1. Dana yang diberikan kepada binatang memberikan hasil seratus kali lipat. 2. Dana yang diberikan kepada orang biasa yang memiliki kebiasaan buruk masih dapat memberikan ganjaran atau pahala 1000 kali lipat 3. Dana yang diberikan kepada orang yang berbudi luhur memberikan ganjaran kali lipat. 4. Jika dana diberikan kepada diluar agama Buddha yang tidak memiliki kemelekatan terhadap kesenangan indria hasilnya X 5. Apabila dana diberikan kepada orang pemasuk arus sottapana, sakadagami, anagami, arahat, paceka Buddha, dan Samma Sambuddha hasil atau pahalanya tidak dapat diukur tiada tara Dalam Sutta Kotbhah Sang Buddha juga menerangkan bahwa dana yang diberikan kepada Sangha lebih berharga daripada dana yang dipersembahkan kepada Bhikkhu dalam kapasitas individunya Sang Buddha pernah menjelaskan bahwa membuang air bekas mencuci piring yang masih terdapat sisa makanan sudah merupakan tindakan yang berjasa, asal disertai dengan pikiran yang dermawan “ semoga partikel-partikel makanan didalam air cucian ini menjadi makanan makhluk-makhluk didalam tanah / comberan. Lebih lanjut dalam Kitab Anguttara Nikaya, dikatakan bahwa seseorang yang melakukan dana secara tetap dan teratur ia tidak akan dilahirkan dialam yang menyedihkan. Pemberian yang dilakukan atas kemauan sendiri akan menjadikan seseorang cerdas dan kreatif. Mereka yang berdana tanpa disertai dengan pengertian akan dilahirkan tanpa mencapai banyak kemajuan dalam kehidupan spiritual karena ia tidak memiliki kebijaksanaan, sedangkan bila dilakukan dengan pengertian akan mendorong kearah pencapaian tingkat kesucian dalam kehidupan ini. Anuttaram Punnaketham Lokassati ladang untuk menanam kebaikan yang tiada tara bagi dunia
Penyuluhdalam agama Buddha memiliki salah satu fungsi Peneliti mencatat berbagai macam hal yang berhubungan dengan peran pujian-pujian, dhammadesana oleh penyuluh agama Buddha (jika ada), dana paramita dan ramah tamah.
Secara umum Dana adalah memberikan barang atau uang materi kepada orang yang membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari apa yang disebut dana adalah pemberian, derma atau hadiah. Dana dalam agama Buddha diartikan sebagai pemberikan dengan tulus dan ikhlas atau melepaskan milik kita, baik itu berupa uang atau barang materi, tenaga, rasa aman, memaafkan dan ajaran atau nasihat yang baik. Berdana dalam perspektif Buddhis bukan hanya sebatas memberi santunan kepada orang miskin. Dalam Tipitaka banyak diceritakan bahwa Buddha dan para Bikkhu mendapat penghormatan dari para raja dan orang kaya lainnya, para Bikkhu dan Buddha malah mengunjungi orang-orang miskin untuk menerima persembahan makanan pindapata. Pertanyaannya kenapa Buddha menerima persembahan dari orang miskin? Dengan mengajarkan kepada orang miskin untuk berlatih memberi dan mau berdana, Buddha menuntun mereka untuk mengubah nasibnya. Kehidupan saat ini orang miskin karena pada kehidupan masa lalunya tidak suka berdana, sesuai dengan hukum karma. Dana merupakan perbuatan yang paling mudah dilakukan dan merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya. Orang hidupnya miskin, karena kehidupan lampaunya tidak pernah berdana. Untuk dapat mengubah nasibnya, dia justru harus banyak berdana pada kehidupan sekarang. Dana tidak hanya berbentuk uang atau materi, tetapi bisa berbentuk tenaga, bisa berbentuk nasihat, bisa berbentuk senyum, dsb. Dana dalam Agama Buddha dikelompokkan kedalam empat bentuk, yaitu; Amisa Dana yaitu dana materi seperti uang, makanan, air, obat, darah, kornea mata, bunga, lilin, dan dupa. Paricaya Dana yaitu dana dalam bentuk tenaga. Abhaya Dana yaitu dana dalam bentuk memaafkan, memberi rasa aman, rasa nyaman dan menyelamatkan kehidupan makhluk yang t Dhamma Dana Yaitu dana dalam bentuk ajaran benar seperti ceramah, cetak buku dhamma, cetak vcd atau dvd dhamma. Berdasarkan keempat bentuk dana tersebut, Dhamma Dana adalah bentuk dana yang tertinggi. Pemberian dana yang dilakukan atas dorongan orang lain dinamakan shankara dana dan dinilai tidak semulia pemberian yang dilakukan dengan penuh kesadaran karena memahami benar atau buah akibatnya akan meghasilkan kemajuan batin. Sebagai perbuatan karma, berdana ditandai kehendak cetana seseorang yang diliputi perasaan senang atau tidak senang baik sebelum member dana pubba cetana, atau pada saat berdana munca cetana, dan sesudah memberi dana apara cetana. Dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut, yang menunjukkan keikhlasan hati, perbuatan dana dapat menghasilkan buah kebajikan yang sepenuhnya. Pemberian yang sama untuk orang yang berbeda tidak menghasilkan buah yang sama. Sang Buddha menjelaskan dalam Tipitaka, kuddhaka Nikaya, Dhammapada, Tanha Vagga syair 356-359 bahwa Sang Buddha mengunjungi Alam Dewa Tavatimsa untuk membabarkan Abhidhamma kepada Dewa Santusita, yang sebelumnya adalah ibu kandung Beliau. Selama masa itu, terdapat dewa yang bernama Indaka di alam Dewa Tavatimsa. Indaka, dalam kehidupannya yang lampau adalah seorang pria, yang telah mempersembahkan sedikit dana makanan pada Anuruddha Thera. Karena perbuatan baik ini dilakukan kepada seorang Thera dalam masa keberadaan ajaran Buddha, maka ia mendapat pahala berlipat ganda. Kemudian, setelah kematian, ia dilahirkan kembali dalam Alam Tavatimsa dan menikmati kemewahan alam dewa. Pada saat itu, terdapat dewa lain yang bernama Ankura di Alam Dewa Tavatimsa yang telah banyak memberikan dana; jauh lebih banyak daripada apa yang telah Indaka berikan. Tetapi dana itu dilakukan di luar masa keberadaan ajaran Buddha. Sehingga meskipun dananya besar dan banyak, ia menikmati pahala kehidupan dewa dalam ukuran yang lebih kecil daripada Indaka, yang telah mempersembahkan sangat sedikit dana. Ketika Sang Buddha berada di Tavatimsa, Ankura bertanya kepada Beliau alasan ketidak-sesuaian perolehan pahala itu. Kepadanya Sang Buddha menjawab, “O dewa! Ketika memberikan dana kamu seharusnya memilih kepada siapa kamu memberi, karena perbuatan dana seperti halnya menanam bibit. Bibit yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh menjadi pohon atau tanaman yang kuat dan hebat, serta akan menghasilkan banyak buah; tetapi kamu telah menebarkan bibitmu di tanah yang tandus, sehingga kamu memperoleh sangat sedikit”. Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 356 sampai dengan 359 berikut ini Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; nafsu indria merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari nafsu indria akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; kebencian merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari kebencian akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; ketidak-tahuan merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari ketidak-tahuan akan menghasilkan pahala yang besar. Berdana merupakan perbuatan baik yang sangat mudah dilakukan, dan dana merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya. Manfaat dari berdana tidak hanya bisa dirasakan pada kehidupan yang akan datang, pada saat ini juga bisa dirasakan pahala atau manfaatnya. Manfaat berdana pada kehidupan saat ini diantaranya adalah Dengan berdana berarti kita telah praktik Dhamma untuk mengikis kekotoran batin atau Lobha, Dosa, dan Moha. Dengan berdana berarti kita berlatih melepas sesuatu milik kita dengan wajar, sehingga jika pada suatu saat nanti kita harus melepas milik kita yg sangat kita cintai, maka kita dapat melepasnya dengan wajar. Manfaat berdana pada kehidupan yang akan datang yaitu dilahirkan sebagai anak dari keluarga yang kaya raya bila terlahir sebagai manusia Jika kita berdana kepada bhikkhu sangha, maka kita akan mendapat berkah yaitu; Ayu Panjang Umur, Vanno Kecantikan/Ketampanan, Sukham Kebahagiaan, dan Balam Kekuatan.Vidioini menjelaskan tentang kebaikan dengan cara berdana Kepada orang yang membutuhkanPenjelasan Mengenai Dana Oleh Bhikkhu Ledi Sayadaw almarhum Penggolongan Menurut Pasangan Dua AMISA DANA dan DHAMMA DANA Amisa Dana Pemberian dalam bentuk materi termasuk uang Dhamma Dana Pemberian berupa pengetahuan Dhamma, misalnya mengajar, memberikan khotbah, menulis, menerbitka dan memberi buku-buku Dhamma. Dari keduanya, Dhamma Dana memberikan hasil atau vipaka yang lebih tinggi dan berguna. Karena “SABDA DANAM DHAMMA DANAM JINATI”, artinya dari semua pemberian, pemberian DHamma-lah yang tertinggi. Amisa Dana menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan materi. Dhamma Dana menghasilkan timbulnya kebijaksanaan dan pengetahuan. SAKKACA DANA dan ASAKKACCA DANA Sakkacca Dana Pemberian dengan hati-hati, sopan dan penuh hormat. Asakkacca Dana Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dan sebagainya. Jika Asakkacca Dana menghasilkan buah maka seseorang akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman-teman, anak-anak atau pelayan-pelayannya. PUJA DANA dan ANUGGAHA DANA Puja Dana Pemberian kepada orang-orang yang menjalankan sila dan orang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi sebagai tanda hormat. Anuggaha Dana Pemberian kepada orang yang lebih rendah. Puja Dana menghasilkan buah yang lebih banyak dan tinggi. Anuggaha Dana-pun jika dilakukan dengan tepat, dapat juga membawa hasil buah akibat yang besar. Seorang Bodhisattva, Raja Vessantara memberikan seorang anaknya kepada seorang Brahmana rendahan yang bernama Jujaka. Tetapi karena Cetana kehendaknya demikian kuat, maka hasil yang diterimanya sangat besar. SAHATTHIKA DANA dan ANATTHIKA DANA Sahatthika Dana Pemberian dengan tangan sendiri atau secara pribadi. Anatthika Dana Pemberian dengan menggunakan perantara, misalnya dengan melalui seorang pelayan. Bila Anatthika Dana menghasilkan buah, mungkin disertai dengan tiadanya pengikut atau teman. Raja Rajanna dilahirkan di Alam Dewa Catumaharajika dengan menerima istana yang besar atas dana yang dilakukan selama hidupnya sebagia manusia. Tetapi karena dana yang diberikan dilakukan melalui pelayannya, maka ia tinggal sendirian di dalam istana Dewa tersebut, tanpa adanya pelayan atau pendamping. THAVARA DANA dan ATHAVARA DANA Thavara Dana Pemberian yang bersifat tahan lama, misalnya stupa, rumah peristirahatan, vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah dan sebagainya. Athavara Dana Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya, makanan, pakaian dan uang. Thavara Dana menghasilkan buah yang lebih kuat. Athavara Dana dapat menghasilkan buah yang sama kuat dengan Thavara Dana, bila Athavara Dana dilakukan dengan teratur dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. SAPARIVARA DANA dan APARIVARA DANA Saparivara Dana Pemberian yang disertai dengan tambahan-tambahan lain yang lengkap. Asaparivara Dana Pemberian yang tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain. Pemberian nasi saja adalah Aparivara Dana, bila disertai dengan lauk pauk dan kue-kue, termasuk Saparivara Dana. Sama juga halnya dengan pemberian roti saja, adalah Aparivara Dana. Sedangkan bila disertai dengan mentega atau selai adalah Saparivara Dana. Bila Aparivara menghasilkan buah, biasanya akan cenderung untuk tidak lengkap, misalnya seseorang menerima rumah, mungkin tak ada dindingnya. NICCA DANA dan ANICCA DANA Nicca Dana Pemberian yang dilakukan secara teratur dan tetap. Anicca Dana Pemberian yang dilakukan kadang-kadang saja. Dalam Anggutara Nikaya dikatakan bahwa jika seseorang melakukan Nicca Dana dan Thavara Dana adalah seperti seorang Sotapana. Dia tidak akan dilahirkan di alam Apaya Alam menyedihkan / neraka. SANKHARA DANA dan ASANKHARA DANA Sankhara Dana Pemberian Dana setelah mendapat dorongan atau anjuran dari orang lain. Asankhara Dana Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain. Sankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadi seseorang lamban berpikir dan bodoh, dan buahnya sendiri terbatas sekali. Asankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadikan seseorang cerdas dan pandai, buahnya tidak terbatas. JANA DANA dan AJANA DANA Jana Dana Pemberian yang dilakukan dengan sepenuh pengertian mengerti akan akibat-akibatnya. Ajana Dana Pemberian yang dilakukan dengan tidak mengerti / mengetahui apa akibatnya. Ajana Dana menghasilkan Dvihetuka Patisandhi. Mereka yang dilahirkan dengan Dvihetuka Patisandhi tidak banyak yang dapat mereka capai dalam kehidupan spiritual, sebab mereka tidak mempunyai Amoha kebijaksanaan. Jana Dana membawa kea rah Tihetuka Patisandhi. Mereka yang lahir dengan Tihetuka Patisandhi dapat mencapai tingkat Arahat dalam kehidupan sekarang ini. VATTA NISSITA DANA dan VIVATTA NISSITA DANA Vatta Nissita Dana Pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi. Keuntungan Duniawi melipyti keinginan untuk dilahirkan di alam-alam dewa, dilahirkan sebagai anak orang kaya. Vivatta Nissita Dana Pemberian dengan tujuan untuk membebaskan diri dari Samsara kesengsaraan dengan tercapainya Nibbana / Kebebasan. Perbedaan antara Vatta Nissita Dana dengan Vivatta Nissita Dana ini merupakan keistimewaan dalam ajaran agama Buddha. Vatta Nissita Dana tidak membentuk Paramita; sedangkan Vivatta Nissita Dana dapat membentuk Paramita. Vatta Nissita Dana dapat pula membentuk Paramita, tetapi cenderung untuk memperpanjang Samsara roda perputaran hidup dan mati. DHAMMA DANA dan ADHAMMA DANA Istilah Dhamma di sini lain dengan istilah Dhamma dalam nomor 1. Dhamma di sini berarti “sesuai dengan hokum alam Dhamma” atau “tidak melanggar hokum alam Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha” Dhamma Dana Pemberian berupa nasi, pakaian dan sebagainya. Adhamma Dana Pemberian berupa minuman keras, senjata, mesiu dan sebagainya barang-barang yang berbahaya, yang mungkin menjadikan seseorang melanggar Panati atau Surameraya Sila. Untuk daftar lima macam Adhamma Dana lihat pada penggolongan Pasangan Lima DHAMMIKA DANA dan ADHAMMIKA DANA Dhammika Dana Pemberian yang betul diberikan kepada seseorang atau Yayasan yang dituju sejak dari semula. Adhammika Dana Pemberian yang sebetulnya akan diberikan kepada seseorang atau suatu Yayasan, tetapi orang itu merubah pikirannya dan memberikannya kepada orang lain atau Yayasan lain. VATTHU DANA dan ABHAYA DANA Vatthu Dana Pemberian barang materi. Abhaya Dana Pemberian berupa suatu kebebasan kepada suatu makhluk dari bahaya atau dari kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan dari kurungan yang telah ditangkap, larangan untuk berburu di hutan, melatih / mematuhi Lima Sila Pancasila dan sebagainya. AJJHATIKA DANA dan BAHIRA DANA Ajjhatika Dana Pemberian berupa anggota badan, misalnya mata, badan jasmani dan mengorbankan jiwa sendiri untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Bahira Dana Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri. Ada tiga macam Paramita Kesempurnaan Paramita biasa. Upa Paramita, yaitu pemberian anggota tubuh, tetapi tidak memberikanjiwa hidup seseorang. Paramattha Paramita, yaitu pemberian jiwa / hidup seseorang. SAVAJJA DANA dan ANAVAJJA DANA Savajja Dana Pemberian yang disertai kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup binatang-binatang. Anavajja Dana Pemberian yang tidak disertai denga kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup. Savajja Dana bila menghasilkan buah, cenderung disertai dengan adanya bahaya-bahaya, atau dapat pula hilangnya jiwa seseorang. AGGA DANA dan UCCHITA DANA Agga Dana Pemberian sesuatu yang terbaik dan terutama. Ucchita Dana Pemberian berupa sesuatu yang bernilai rendah barang sisa. Jika si penerima Ucchita Dana menghargai dan menyukai pemberian itu, maka Dana yang diberikan itu tetap akan membawa hasil yang besar. Yang paling penting adalah Cetana kehendak yang baik dan Sakkacca sikap pikiran yang hormat dan sungguh-sungguh dari si pemberi, misalnya orang kaya memberi orang miskin, pemberian tersebut nampaknya nilainya rendah di mata orang kaya, tetapi dalam pandangan si orang miskin, barang tersebut sangat diharagai. Demikian juga dengan pemberian kepada hewan-hewan. HINA DANA dan PANITA DANA Hina Dana Pemberian yang bernilai rendah. Panita Dana Pemberian yang bernilai tinggi. Penjelasan sama dengan penjelasan nomor 16 Penggolongan Menurut Pasangan Tiga HINA DANA, MAJJHIMA DANA dan PANITA DANA. Hina Dana Pemberian yang dilakukan dengan harapan mendapat kemasyhuran. Majjhima Dana Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat dilahirkan sebagai manusia yang kaya. Panita Dana Pemberian yang dilakukan dengan harapan untuk mencapai kebebasan Nibbana. DASA DANA, SAHAYA DANA dan SAMI DANA. Dasa Dana Pemberian yang bernilai rendah, misalnya sesuatu yang biasa diberikan kepada seorang budak. Sahaya Dana Pemberian yang mempunyai tingkat yang sama dengan apa yang biasa digunakan seseorang yang sama kedudukannya, misalnya sesuatu yang diberikan kepada seorang teman. Sami Dana Pemberian yang bernilai tinggi, misalnya sesuatu yang bisa dipakai oleh para majikan atau raja-raja. LOKA DANA, ATTA DANA dan DHAMMA DANA Loka Dana Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat takut dipandang rendah bila tidak ikut berdana. Atta Dana Pemberian yang dilakukan untuk menjaga kewibawaan / pangkat seseorang. Dhamma Dana Pemberian yang dilakukan karena ingin mempratekkan ajaran agama. Penggolongan Menurut Pasangan Empat CATTU PACCAYA DANA Penggolongan ini meliputi empat macam kebutuhan seorang Bhikkhu Civara Dana Pemberian jubah kepada bhikkhu. Pindapatta Dana Pemberian makanan kepada bhikkhu. Bhesajja Dana Pemberian obat-obatan kepada bhikkhu. Senasana Dana Pemberian tempat tinggal atau kuti kepada bhikkhu. Senasana Dana memberikan buah jasa yang paling tinggi. VIHARA DANAM SANHASA AGGAM BUDDHENA VANNITAM. Artinya Sebuah tempat tinggal bhikkhu yang diberikan kepada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagai pemberian hadiah tertinggi. SOCA SABBADODA HOTI, YO DADATI UPASSAYAM, yang berarti seseorang yang mendirikan tempat tinggal bhikkhu sebagai hadiah kepada Sangha, sama nilainya dengan segala macam hadiah. DAKKHINA VISUDDHI DANA Penggolongan ini didasarkan atas Sifat si pemberi yang berbudi luhur menjalankan sila. Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur tidak menjalankan Sila Sifat si penerima yang berbudi luhur menjalankan Sila. Sifat si penerima yang tidak berbudi luhur tidak menjalankan Sila Bila keduanya berbudi luhur, pemberian tadi akan menghasilkan buah yang banyak; jika salah satunya tidak berbudi luhur, hasil yang diperolehnya hanya sedikit. Penggolongan Menurut Pasangan Lima ADHAMMA DANA lihat nomor 11 dari Penggolongan Menurut Pasangan Dua, ada lima macam Adhamma Dana, yakni Pemberian makanan minuman yang memabukkan, dan senjata dengan mesiunya. 2. Pemberian boneka-boneka untuk pertunjukkan, alat tari-tarian. Pemberian berupa hewan-hewan untuk maksud seksual. Pemberian berupa wanita-wanita untuk maksud seksual. Pemberian gambar atau karya-karya yang dapat menimbulkan Kilesa kekotoran bathin. Bila Seseorang memberikan racun, tali pengikat, pisau atau senjata-senjata lain secara sadar kepada seseorang yang ingin bunuh diri juga cara-cara bunuh dirinya ikut diterangkan, hal itu termasuk Panatipata Kamma, bukan Kusala Kamma. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang sedang berusaha untuk membunuh orang lain. Tetapi, seandainya racun diberikan untuk tujuan penyembuhan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma. Jika senjata-senjata dan mesiunya pertama-tama dibuat tak berbahaya, kemudian dapat digunakan di Vihara, maka hal itu adalah Kusala Kamma perbuatan baik. Pemberian berupa alat untuk menari, pertunjukkan dan sebagainya yang dapat menyebabkan timbulnya Kilesa kekotoran bathin adalah Akusala Kamma. Tetapi bila alat-alat seperti seruling, tambur, bedugdan sebagainya digunakan untuk menghasilkan suara-suara yang cocok dan sesuai untuk vihara, maka pemberian barang-barag tersebut tidak termasuk Akusala Kamma. Bila barang-barang/obat-obatan yang memabukkan diberikan tidak dengan maksud untuk mabuk-mabukkan, tetapi untuk obat dengan ditelan atau untuk dipakai diluar dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma. Pemberian hewan-hewan dan manusia wanita untuk menjalankan Kusala Kamma, dan tidak untuk maksud seksual atau perbuatan tidak bermoral lainnya, dapat dikatakan sebagai Dhamma Dana. Di Dalam Velamaka Sutta, urutan daripada buah jasa yang diperoleh sesuai dengan tingkat-tingkat si penerima dan sesuai dengan hakikat / sifat perbuatan Dana tersebut adalah sebagai berikut Memberikan makanan kepada seseorang yang telah mencapai kesucian tingkat Sotapanna tingkat pertama, akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada memberikan Dana ke-empat jurusan, yang dilakukan oleh Brahmana Velamaka selama 7 tahun, 7 bulan dan 7 hari. Memberikan makanan sekali kepada seorang Sakadagami Kesucian kedua akan lebih banyak menghasilkan buah daripada 100 orang Sotapana. Kepada seorang Anagami akan menghasilkan buah jasa lebih banyak daripada 100 orang Sakadagami. Kepada seorang Arahat Kesucian terakhir akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Anagami Kesucian ketiga Kepada seorang Pacceka Buddha Buddha “Diam” akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Arahat. Kepada seorang Samma Sambuddha Buddha “Sempurna” akan menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak daripada 100 orang Pacekka Buddha. Pemberian kepada Sangha Pesamuan para Bhikkhu, akan menghasilkan buah jasa jauh lebih banyak daripada Samma-Sambuddha. Pemberian sebuah Catudisa Sanghika Vihara menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak. Ini adalah pemberian berupa dana materi yang tertinggi. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah Berlindung kepada Sang Tiratana. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah mematuhi / melaksanakan Pancasila Buddhis. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah melatih Samatha Bhavana untuk beberapa saat. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah melatih Vipassana Bhavana / Meditasi Pandangan Terang. Seseorang dapat mencapai Nibbana dengan salah satu dari lima cara berikut ini Sebagai seorang Savaka Buddha atau seorang Arahat, Pengikut Ariya biasa dari Sang Buddha. Sebagai seorang Mahavasaka atau pengikut sang Buddha dengan disertai suatu kemampuan istimewa. Di zaman Sang Buddha ada 80 Mahasavaka. Sebagai seorang Aggasavaka atau Pengikut Utama Sang Buddha. Setiap Buddha selalu mempunyai 2 orang Aggasavaka, yaitu Pengikut Utama Sebelah Kiri dan Pengikut Utama Sebelah Kanan. Sebagia seorang Pacceka Buddha atau Buddha Diam Tak mempunyai kemampuan untuk membimbng orang lain menuju pencapaian Tingkat Kesucian. Sebagai seorang Sammasambuddha atau seorang Buddha Yang Maha Sempurna. Mencapainya dengan usaha sendiri, dan dapat membimbing orang lain menuju Pencapaian Tingkat Kesucian. Untuk mencapai tingkat Sammasambuiddha, seseorang harus memenuhi syarat melakukan tiga macam Paramita. Untuk menjadi seorang Pacceka Buddha dan Aggasavaka, seseorang harus melakukan dua macam Paramita. Sedangkan untuk menjadi seorang Arahat biasa Savaka Buddha atau Mahasavaka, dibutuhkan satu macam Paramita saja. Penjelasan singkat ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana cara melakukan pemberian yang baik. Sangat diharapkan agar penjelasan tersebut dapat membantu kita dalam menerapkan dasar-dasar Kamma yang baik. Sumber Kalyanadhammo Bodhi Buddhist Centre Pencarian Populer dana dalam agama buddhapengertian dana dalam agama buddhamacam-macam dana dalam agama buddhamacam macam danajenis dana dalam agama buddhaJenis-jenis dana dalam agama buddhadana menurut agama buddhadanadalamagamabuddhajenis jenis danasebutkan 3 contoh dana kebenaranmacam macam dana dalam agama buddhapengertian danadana materiabhaya danaamisadana adalahApa Amisa Danamacam dana dalam agama buddhamenyelamatkan semut termasuk contoh danajenis jenis dana buddhisjenis jenis dana agaama budhaMACAM MACAM DANA AGAMA BUDDHAjenis dana agama buddhaabhaya dana artinyaamisa danaarti abhaya danaarti dana matericontoh amisa danadana apakah yang paling tinggi nilainya menurut sang budhayg di maksud dengan dana materijenis danaYayasanDana Paramita Agama Buddha Indonesia. Prasadha Jinarakkhita +6281219272299; Ikuti kami: Beranda; Tentang Kami . NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN; LATAR BELAKANG (Dana Paramita ABI) di didirikan dalam rangka memenuhi ketentuan UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan junto Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Zakat atau
Jenis Jenis Dana Dalam Agama Buddha Kami mengulas tentang Jenis Jenis Dana Dalam Agama Buddha. Penjelasan Mengenai Dana Artikel Buddhist Ajaran Buddha Agama Pendidikan Agama Buddha Nilai Nilai Sosial Puasa Dalam Agama Buddha Buku Pedoman Umat Buddha Edisi 5 Alam Neraka Artikel Buddhist Ajaran Buddha Agama Buddha Dana Dalam Agama Buddha Ipad Dhammaduta Vihāra Mahāsampatti Nilai Nilai Sosial Puasa Dalam Agama Buddha Dhammacakkappavattana Sutta Ajaran Pertama Sang Buddha Bagian 1 Berita Cara Berbuat Baik Yang Baik Harian Analisa Inilah yang dapat admin bagikan terkait jenis jenis dana dalam agama buddha. Admin Berbagai Jenis Penting 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait jenis jenis dana dalam agama buddha dibawah ini. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama Buddha Perguruan Ti Suku Dan Agama Di Indonesia Ppt Download Makna Hari Hari Suci Agama Buddha Samaggi Phala Cara Melantunkan Doa Dalam Agama Buddha Wikihow Empat Dimensi Kesadaran Artikel Buddhist Ajaran Buddha Agama Ketuhanan Agama Buddha Menjadi Umat Buddha Sejati Oleh Ym Bhikkhu Khemmadhiro Tisarananet Mengapa Berdana Samaggi Phala Buddha Pengendali Pikiran Samaggi Phala Buddhazine Sudut Pandang Perlindungan Lingkungan Menurut Agama Buddha Agama Buddha Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas Untitled Nilai Nilai Sosial Puasa Dalam Agama Buddha Sekian yang admin dapat simpulkan terkait jenis jenis dana dalam agama buddha. Terima kasih telah mengunjungi blog Berbagai Jenis Penting 2019. Popular posts from this blog Jenis Obat Perangsang Wanita Yg Dijual Di Apotik Kami menyajikan informasi terkait Jenis Obat Perangsang Wanita Yg Dijual Di Apotik. Namun ada beberapa hal yang harus anda ketahui sebelum membeli obat tersebut. Dari segi manfaat obat perangsang wanita di apotik memang adalah jenis obat yang paling ampuh untuk mengatasi masalah hasrat seks yang anda miliki saat ini. Doc Jual Obat Perangsang Wanita Alami Serbuk Fly Yinliaotianjiaji Heboh Obat Setan Bikin Gairah Wanita Luar Biasa Dunia Tempoco Distributor Soloco Candy Obat Kuat Pria Alat Bantu Sex Perangsang Wanita Pembesar Penis Obat Perangsang Wanita Di Apotik Toko Obat Kuat Obat Kuat Pria Tahan Lama Di Apotik Reaksi Nyata 2 Jam Blue Wizard Asli Obat Perangsang Wanita Di Batam 081262879888 654156156 6 Jenis Obat Perangsang Wanita Di Apotek Yang Populer Fda Amerik Jenis Font Di E Ktp Koleksi admin mengenai Jenis Font Di E Ktp. Font yang cantik dapat membuat atau merusak desain anda. Kami mencatat ip pelapor untuk alasan keamanan. Penipu Makin Gila Gan Ada Trik Baru Yang Mungkin Belum Agan Tau Kolom Di E Ktp Hanya Untuk Agama Resmi Yang Diakui Negara Apa E Ktp Itu Telecenter Tirtowening Indonesian Identity Card Wikipedia Manfaat Syarat Dan Langkah Mudah Cara Membuat E Ktp Di Indonesia Index Of Assetscommonimagesscan Identitas Persyaratan Dan Cara Mendapatkan E Ktp Desa Ngujung Cara Menambah Font Di Photoshop Photoscape Microsoft Ect Little Pemerintah Layani E Ktp Pada Akhir Pekan Tribun Jateng 3 Perbedaan E Ktp Untuk Wna Dan Wni Kumparancom Font tulisan ta Jenis Satwa Harapan Dan Ciri Cirinya Mencari informasi terkait Jenis Satwa Harapan Dan Ciri Cirinya. Ciri Ciri Kupu Kupu Dan Jenis Makananya Nama Nama Hewan April 2018 Prakarya Smp Mengerjakan Pr Jenis Jenis Satwa Harapan Budidaya Lebah Madu Apis Cerana Apis Dorsata Apis Florea Apis Buku Guru Prakarya Smpmts Kelas Viii Pdf Budidaya Kucing Felis Catus Persia Budidaya Dan Perawatan Kenali Jenis Jenis Burung Kakak Tua Dari Indonesia Kepogaul 10 Macam Macam Hewan Ternak Dan Gambarnya Jagadid 10 Satwa Endemik Indonesia Yang Harus Kita Lindungi Klikhotelcom Pdf Jilid 2 Buku Guru Arlin Derosa Academiaedu Inilah yang dapat admin bagikan terkait jenis satwa harapan dan ciri cirinya. Admin Berbagai Jenis Jenis Musik Asal Daerah Nama Upacara Adat Fungsi Musik Dalam Upacara Dan Fungsi Musik Dalam Upacara Berbagai data terkait Jenis Musik Asal Daerah Nama Upacara Adat Fungsi Musik Dalam Upacara Dan Fungsi Musik Dalam Upacara. 5 poin sebutkan 15 jenis musikasal daerahnama upacara adatdan fungsi musik dalam upacara tanyakan detil pertanyaan. 325 jenis musik asal daerah nama upacara adat fungsi musik dalam upacara asal usul tari seblang banyuwangi jawa timur ari daerah tari seblang adalah salah satu tari tradisional yang ber asal dari daerah banyuwangi jawa timur tepatnya di desa olehsari dan bakungan kecamatan glagah. Tugas Seni Budaya Ocha Sebutkan Asal Daerah Nama Upacara Adat Fungsi Musik Dan Jenis Upacara Tradisional Indonesia Yang Unik Dan Khas Isilah Tabel Berikut Dengan Menuliskan Jenis Musikasal Daerahnama Upacara Adat Di Malang Ini Jadi Satu Dari Enam Upacara Yang Selalu Jenis Music Asal Daerah Nama Upacara Adat
Indonesiaterdiri dari berbagai suku, bahasa, kebudayaan, dan agama. Terdapat beberapa macam agama di Indonesia diantaranya yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.1 Untuk menyikapi berbagai macam perbedaan di Indonesia, maka
Sedangkandalam Agama Katolik, dikenal dengan istilah Hukum Tabur Tuai, apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Entah perbuatan baik yang ditabur maupun perbuatan yang buruk, itulah yang
.