d reabsorpsi, penambahan zat yang tidak digunakan, urin sebenarnya . Kunci Jawaban: B. filtrasi, penyaringan darah, urine primer . Dilansir dari ensiklopedia, Pasangan proses, fungsi dan zat yang dihasilkan dari bagian X yang benar adalah filtrasi, penyaringan darah, urine primer . Dijawab Oleh : Tim Ezqnews
Mengenal Hormon Reproduksi pada Pria dan Wanita Beserta FungsinyaTubuh manusia terdiri dari sejumlah bagian penting, termasuk hormon reproduksi. Hormon dalam sistem reproduksi memengaruhi seksualitas dan kesuburan pada pria dan wanita. Yuk, ketahui jenis dan fungsi hormon reproduksi di bawah ini. Hormon merupakan zat kimia dalam tubuh yang membantu menjalankan fungsi tubuh Anda, termasuk pada sistem reproduksi. Hormon reproduksi manusia memainkan peranan penting dalam mendukung kerja organ seksual, menjaga kesehatan seksual, dan melansungkan proses pembuahan kehamilan. Umumnya, orang hanya mengenal testosteron sebagai hormon reproduksi pria serta estrogen dan progesteron sebagai hormon reproduksi wanita. Namun, sebenarnya masih ada lagi beberapa hormon reproduksi pria dan wanita selain ketiga hormon tersebut. 1. Gonadotropin-releasing hormone GnRH Gonadotropin-releasing hormone atau hormon GnRH adalah hormon yang berperan besar dalam menentukan kesuburan pria dan wanita. Pada masa kanak-kanak, kadar hormon ini sangat rendah. Hormon GnRH baru akan mulai meningkat setelah seseorang memasuki masa pubertas. Bagian otak bernama hipotalamus berperan memproduksi hormon GnRH. Saat beredar dalam pembuluh darah, hormon ini akan memicu pelepasan hormon dari kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari yang berukuran sebesar kacang polong dan terletak pada bagian bawah otak ini lalu melepaskan follicle stimulating hormone FSH dan luteinizing hormone LH. Normon FSH dan LH nantinya mengontrol produksi sel telur pada wanita dan produksi sperma pada pria. 2. Follicle stimulating hormone FSH Hormon GnRH akan memicu pelepasan follicle stimulating hormone atau hormon perangsang folikel FSH dari kelenjar pituitari. Pada wanita, hormon FSH akan memastikan kelancaran siklus menstruasi. Hormon ini juga merangsang perkembangan dan kematangan sel telur dalam ovarium indung telur. Sementara pada pria, hormon reproduksi ini berperan memastikan proses pembentukan sel sperma spermatogenesis berjalan dengan baik. Sel Sertoli dalam testis membutuhkan hormon FSH untuk memproduksi protein pengikat androgen untuk membentuk sperma sehat. 3. Luteinizing hormone LH Selain dari hormon FSH, kelenjar pituitari melepaskan luteinizing hormone atau hormon luteinizing LH yang punya peranan penting dalam reproduksi pria dan wanita. Hormon LH bekerja sama dengan hormon FSH untuk merangsang ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Di samping itu, hormon reproduksi wanita ini memicu ovulasi atau pelepasan sel telur matang dari ovarium menuju rahim. Nah, hormon LH juga mampu merangsang sel Leydig pada testis untuk menghasilkan testosteron yang memengaruhi produksi sperma sehat pada pria. 4. Hormon testosteron Testosteron adalah hormon seks utama yang ditemukan pada pria dan dihasilkan oleh testis. Hormon seks pria ini membantu perubahan fisik selama masa pubertas, seperti pertumbuhan penis dan testis, pertumbuhan rambut tubuh, serta membangun otot dan tulang. Selain itu, pria membutuhkan hormon testosteron dalam kadar normal untuk pembentukan sel sperma dan menghasilkan dorongan seks libido. Wanita juga memiliki hormon testosteron dalam tubuh meski jumlahnya tidak sebanyak pria. Hormon testosteron pada wanita berfungsi mengatur hasrat seksual, menjaga fungsi ovarium, hingga memelihara kesehatan tulang. 5. Hormon estrogen Terdapat dua jenis hormon reproduksi pada wanita, salah satunya adalah hormon estrogen. Estrogen dihasilkan oleh ovarium yang menghasilkan sel telur wanita. Kelenjar adrenal pada bagian atas ginjal dan jaringan lemak juga menghasilkan hormon seks wanita ini. Hormon ini membawa perubahan fisik wanita selama masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, rambut kemaluan, hingga mengontrol siklus menstruasi. Pria juga memiliki sedikit hormon estrogen yang memengaruhi reproduksi. Hormon ini membantu keseimbangan libido hasrat seksual, fungsi ereksi, hingga spermatogenesis. 6. Hormon progesteron Sistem reproduksi wanita juga memproduksi progesteron. Hormon ini dihasilkan korpus luteum, yakni kelenjar endokrin sementara di ovarium yang diproduksi setelah ovulasi. Progesteron berperan dalam mempersiapkan dinding rahim endometrium untuk kehamilan. Hal ini membuat dinding rahim menebal untuk menerima sel telur yang dibuahi. Hormon ini juga terus bekerja menjaga kehamilan. Hormon progesteron membantu kelancaran pemberian nutrisi dari pembuluh darah di dinding rahim ke janin. Namun bila kehamilan tidak terjadi, korpus luteum akan rusak dan kadar progesteron menurun sehingga memicu terjadinya menstruasi. Beberapa orang bisa mengalami gangguan hormon reproduksi. Ketidakseimbangan hormon menyebabkan menstruasi tidak teratur, menurunnya gairah seks, hingga masalah kesuburan. Maka dari itu, Anda harus selalu menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh guna menjaga kesehatan sistem reproduksi. Mengonsumsi makanan sehat, rutin olahraga, berhenti merokok dan minum alkohol, serta beristirahat cukup adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan. Jika memiliki keluhan terkait hormon atau penyakit menular seksual, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Artikel ini mengupas tentang sistem endokrin secara mendalam, mulai dari pengertian, macam-macam kelenjar endokrin, hingga hormon yang dihasilkan beserta dengan fungsinya. — Pernahkah kamu merasa deg-degan? Oh, deg-degan kayak kalau lagi naik roller coaster gitu, ya? Pernah, pernah! Ekspresi kamu waktu naik roller coaster Sumber Eh, tapi kamu tahu nggak sih, kenapa kita bisa merasa deg-degan? Karena pengaruh hormon bukan? Yup, betul! Meningkatnya detak jantung alias deg-degan merupakan salah satu akibat dari kerja sistem endokrin, atau yang biasa disebut juga sebagai sistem hormon. Pengertian dan Fungsi Sistem Endokrin Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Kelenjar pada sistem endokrin disebut juga sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar ini akan mengeluarkan hormon langsung menuju aliran darah untuk mempengaruhi kerja organ atau jaringan lain di tubuh kita. Banyaknya organ dan juga jaringan yang kerjanya dipengaruhi oleh sistem endokrin menyebabkan fungsi dari sistem endokrin juga beragam. Kamu bisa lihat fungsi sistem endokrin pada infografik berikut. Hormon sendiri merupakan senyawa organik di dalam aliran darah yang bergerak membawa pesan kimiawi menuju sel-sel atau jaringan tubuh. Meskipun hormon ini mengalir bebas di dalam aliran darah, tapi sifat kerja hormon itu spesifik, lho. Jenis hormon tertentu hanya dapat mempengaruhi aktivitas kerja sel-sel target, jika sel-nya memiliki reseptor yang sesuai. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh dapat terjadi dalam waktu singkat beberapa detik hingga beberapa tahun. Baca juga Mengenal Sistem Saraf Manusia Eits, balik lagi ke obrolan kita tadi, tubuh kita bisa merasa deg-degan karena adanya pengaruh hormon adrenalin, atau juga disebut sebagai hormon epinefrin. Hormon ini disekresikan oleh salah satu kelenjar endokrin yang bernama kelenjar adrenal yang letaknya menempel di bagian atas ginjal. Saat tubuh merasa stres, tertekan, takut, senang, atau berada dalam situasi yang menegangkan atau berbahaya, kelenjar adrenal akan melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan bekerja lebih keras, sehingga membuat kewaspadaan meningkat. Nah, sekarang, kita bahas lebih lanjut tentang kelenjar endokrin, yuk! Karakteristik Kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin memiliki beberapa karakteristik, antara lain seperti yang tercantum pada infografik berikut. Setelah tahu karakteristik kelenjar endokrin, sekarang saatnya kita mengupas tuntas macam-macam kelenjar endokrin! Macam-Macam Kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin terdiri atas 7 macam yaitu hipofisis pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, gonad, dan timus. Ketujuh macam ini dibedakan berdasarkan letaknya. Sekarang, kita bahas ketujuh macam kelenjar endokrin tersebut satu per satu, yuk! Hipofisis Pituitari Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Hipofisis terbagi menjadi tiga lobus, masing-masing lobus mengeluarkan beberapa hormon yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat di infografik berikut. Manusia dapat mengalami kelainan pada kelenjar endokrin, termasuk kelenjar hipofisis yang dapat menyebabkan terjadinya hiposekresi atau hipersekresi hormon yang diproduksinya. Hipersekresi adalah sekresi hormon yang berlebihan. Sebaliknya, hiposekresi merupakan sekresi hormon yang terlalu sedikit. Kelainan pada kelenjar hipofisis salah satunya yaitu gigantisme tubuh raksasa. Gigantisme disebabkan oleh hipersekresi Growth Hormone GH. Selain itu, ada juga dwarfisme kekerdilan yang disebabkan oleh hiposekresi Growth Hormone GH. Tiroid Kelenjar Gondok Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon yaitu tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin. Fungsi ketiga hormon tersebut dirangkum dalam infografik berikut. Kelainan pada kelenjar tiroid salah satunya yaitu morbus basedowi grave disease. Morbus basedowi merupakan penyakit gangguan imunitas yang menyebabkan hipersekresi hormon tiroid. Selain itu, ada juga kretinisme kekerdilan dengan kemunduran mental, yang merupakan kelainan akibat hiposekresi hormon tiroid. Paratiroid Kelenjar Anak Gondok Kelenjar paratiroid hanya menyekresi satu hormon saja, yaitu parathormon. Parathormon berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Kelainan pada kelenjar paratiroid salah satunya yaitu hipersekresi parathormon. Hipersekresi parathormon memicu pelepasan kalsium dari tulang ke darah, sehingga kadar kalsium darah menjadi tinggi namun tulang menjadi rapuh. Selain itu, ada pula hiposekresi parathormon yang dapat mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun, sehingga menyebabkan sensitivitas sel saraf semakin meningkat dan memicu kejang. Adrenal Suprarenalis / Kelenjar Anak Ginjal Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit korteks dan bagian dalam medula. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini beserta dengan fungsinya dapat dilihat pada infografik berikut. Kelainan pada kelenjar adrenal salah satunya yaitu virilisme. Virilisme ditandai dengan tumbuhnya rambut wajah kumis/jenggot pada wanita. Kelainan ini disebabkan oleh hipersekresi hormon androgen. Selain itu, ada juga penyakit addison, yang disebabkan oleh hiposekresi hormon adrenalin. Pankreas Pulau-Pulau Langerhans Pada organ pankreas, tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya akan pembuluh darah. Kelompok kecil sel-sel inilah yang disebut sebagai kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan dua hormon yaitu insulin dan glukogen. Kelainan pada kelenjar pankreas dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus atau biasa disebut kencing manis. Diabetes mellitus ini bisa timbul karena hiposekresi hormon insulin yang menyebabkan kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi. Gonad Kelenjar Kelamin Kelenjar gonad dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria. Kelenjar gonad pada wanita yaitu ovarium, sedangkan kelenjar gonad pada pria yaitu testis. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini dapat dilihat dalam infografik berikut. Kelainan pada kelenjar gonad salah satunya yaitu hipogonadisme. Kelainan ini disebabkan oleh hiposekresi hormon yang diproduksi kelenjar gonad. Hipogonadisme pada pria terjadi jika hormon testosteronnya terlalu rendah, sedangkan pada wanita terjadi jika hormon estrogen dan progesteronnya terlalu rendah. Timus Kacangan Kelenjar timus terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan. Pada bayi yang baru lahir, bentuk kelenjar timus sangat kecil, beratnya hanya sekitar 10 gram. Kemudian, ukurannya akan bertambah besar pada masa remaja/pubertas, menjadi sekitar 30-40 gram. Namun, setelah dewasa kelenjar timus akan berangsur-angsur menyusut. Hormon yang disekresikan oleh kelenjar timus dapat kamu lihat pada infografik berikut. Kelenjar timus dapat mengalami kelainan seperti halnya kelenjar endokrin yang lain. Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar timus yaitu hipoplasia timus, hiperplasia timus, kista timus, dan timoma. Itu tadi pembahasan lengkap tentang sistem endokrin, mulai dari pengertian, macam-macam kelenjar endokrin, hingga hormon yang dihasilkan beserta dengan fungsinya. Terima kasih sudah membaca sampai selesai! Jika kamu butuh materi yang lain, kamu bisa klik banner di bawah ini untuk meluncur ke ruangbelajar! Referensi Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. lrnaningtyas, dan lstiadi, Y. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Penerbit Erlangga. Sumber Gambar GIF Cats Riding Roller Coaster’ [Daring]. Tautan Diakses 16 Juni 2021
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, dari tabel di atas hubungan yang sesuai antara organ ekskresi dan zat yang dikeluarkannya ditunjukkan oleh nomor 1 dan 3. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Pada saat kita merasa lapar, tangan kita akan segera mengambil makanan.– Tubuh manusia memerlukan karbohidrat, protein, dan juga lemak untuk dapat berfungsi dengan baik juga bertahan hidup. Ketiga makromolekul tersebut didapat dari mengonsumsi berbagai makanan dan minuman. Namun agar makanan dan minuman dapat bermanfaat bagi tubuh, keduanya harus dipecah menjadi molekul lebih sederhana yang dapat diserap oleh tubuh. Hal tersebut disebut dengan pencernaan. Pencernaan manusia dibantu oleh berbagai jenis enzim pencernaan adalah jenis protein yang dapat mempercepat laju reaksi kimia dalam pencernaan makanan. Enzim pencernaan terdiri dari amilasi, protease, lipase, maltase, laktase, dan sukrase. Enzim yang dihasilkan oleh organ lambung yang sesuai adalah pepsin, asam klorida HCl, faktor intrinsik, mucin, gastrin, dan lipase lambung. Berikut penjelasannyaAmilase Amilase adalah enzim yang dihasilkan oleh kelenjar ludah yang dapat mengubah zat tepung menjadi zat gula. Amilase merupakan enzim pencernaan yang bertugas memecah pati atau karbohidrat menjadi gula. Amilasi diproduksi di kelenjar ludah, usus halus, dan pankreas. Amilasi yang diproduksi pada kelenjar ludah disebut dengan ptyalin. Dilansir dari Healthline, ptyalin akan aktif saat makanan masuk ke dalam mulut, mulai bekerja memecah pati dalam mulut, dan tetap aktif bahkan setelah makanan ditelan. Amilase memecah karbohidrat menjadi gula maltosa. Baca juga Apa yang Terjadi jika Salah Satu Organ Sistem Pencernaan Tidak Berfungsi? Maltase Maltase merupakan enzim pencernaan yang bertugas memecah maltase menjadi gula sederhana berupa dua molekul glukosa individu yang dapat dicerna tubuh. Maltase diproduksi oleh usus halus. Kelebihan glukosa hasil pemecahan oleh maltase dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati. Sukrase Sukrase merupakan enzim pencernaan yang bertugas memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrase diproduksi oleh usus kecil dan dapat ditemukan di sepanjang vili usus.
Hormonadalah bahan kimia yang berjalan melalui aliran darah. Kelenjar pituitari sekarang dan kemudian disebut "master" kelenjar dari sistem endokrin. Disebut master kelenjar karena mengontrol fungsi kelenjar endokrin lainnya, seperti suhu, aktivitas tiroid, pertumbuhan selama masa awal kelahiran, produksi urine, produksi testosteron pada
Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas sejumlah organ, yaitu paru-paru, kulit, hati, usus besar, dan ginjal. Masing-masing organ ekskresi tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda untuk membuang zat sisa dan racun dari dalam tubuh. Kenali Berbagai Organ pada Sistem Ekskresi Manusia Berikut ini adalah beberapa organ yang termasuk dalam sistem ekskresi manusia beserta jenis zat limbah yang dibuangnya 1. Ginjal Manusia memiliki sepasang ginjal dengan bentuk menyerupai kacang merah dan berwarna merah kecokelatan. Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran kepalan tangan orang dewasa. Organ ini terletak di sisi kanan dan kiri tubuh, tepatnya di rongga perut bagian belakang. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena berdekatan dengan hati. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan, atau racun yang terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan mengendalikan keseimbangan cairan dan kadar elektrolit dalam tubuh. Jika tubuh Anda kelebihan garam atau mineral, ginjal pun akan membuangnya. Zat sisa yang terkumpul akan diubah menjadi urine. Urine akan mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran yang disebut ureter untuk kemudian dibuang saat Anda buang air kecil. 2. Kulit Kulit manusia memiliki sekitar 2–4 juta kelenjar keringat. Kelenjar ini tersebar di seluruh bagian tubuh, namun paling banyak terdapat di telapak tangan, kaki, wajah, dan ketiak. Kelenjar keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Kelenjar ekrin yang terhubung langsung dengan permukaan kulit dan menghasilkan keringat yang tidak berbau dan encer Kelenjar apokrin yang menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan pekat, serta terdapat di folikel rambut, seperti ketiak dan kulit kepala Pada dasarnya, keringat yang dihasilkan kelenjar-kelenjar tersebut berfungsi untuk mengendalikan suhu tubuh dan melumasi kulit serta rambut. Namun, sebagai bagian dari sistem ekskresi, kelenjar keringat juga berperan membuang racun dari dalam tubuh melalui keringat yang dihasilkannya. Ada beberapa jenis racun yang dibuang melalui kelenjar keringat di kulit, antara lain zat logam, bisphenol A, polychlorinated biphenyls, urea, phthalate, dan bikarbonat. Tak hanya racun, kelenjar keringat di kulit juga berfungsi untuk membunuh dan membuang bakteri. 3. Usus besar Pada dasarnya, usus terbagi menjadi 2 bagian, yaitu usus kecil dan usus besar. Sebagian besar nutrisi dan sekitar 90% air yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari terserap ke dalam usus kecil. Sementara itu, usus besar bertugas untuk menyerap sisa air dan nutrisi yang tidak bisa dicerna oleh usus kecil. Usai diserap, sisa makanan dan minuman tersebut diubah menjadi feses, lalu dibuang melalui dubur saat Anda buang air besar. 4. Hati Hati adalah organ yang berukuran besar dengan berat sekitar 1 kilogram. Organ ini terletak di bagian kanan atas dalam rongga perut, tepat di bawah diafragma. Hati berperan penting dalam proses pengolahan racun atau detoksifikasi. Salah satu zat beracun yang dibuang dan diolah oleh hati adalah amonia, yaitu zat sisa dari hasil penguraian protein. Jika dibiarkan menumpuk dalam tubuh, amonia dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan masalah pada ginjal. Selain amonia, zat lain yang dibuang atau diekskresi oleh hati adalah Zat beracun dalam darah, misalnya akibat konsumsi alkohol atau obat-obatan Sel darah merah yang sudah rusak Kelebihan bilirubin yang dapat menyebabkan sakit kuning atau jaundice 5. Paru-paru Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan manusia. Dalam proses pernapasan, paru-paru merupakan tempat pertukaran oksigen yang diperoleh dari udara ke dalam darah. Darah yang telah mengandung oksigen akan disalurkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Setelah memperoleh oksigen, setiap sel tubuh akan menghasilkan karbon dioksida sebagai zat sisa metabolismenya. Karbon dioksida merupakan zat beracun yang bisa berbahaya bagi kesehatan apabila menumpuk di dalam darah. Untuk membuangnya, karbon dioksida akan dibawa oleh darah kembali menuju paru-paru dan dikeluarkan ketika Anda mengembuskan napas. Batuk atau bersin juga merupakan mekanisme alami tubuh yang melibatkan paru-paru dan saluran pernapasan untuk mengeluarkan zat kimia atau gas beracun, debu, kuman, virus, dan benda asing yang masuk ke dalam sistem pernapasan. Sistem ekskresi memiliki peranan yang sangat besar terhadap kesehatan Anda. Pasalnya, jika sistem ekskresi tidak berfungsi dengan normal, akan ada banyak zat berbahaya yang dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Untuk menjaga kinerja sistem ekskresi, penting bagi Anda untuk menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar dokter dapat mengevaluasi fungsi organ ekskresi serta kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh. Jika terdapat masalah pada sistem ekskresi atau organ tubuh lainnya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat.
Perhatikantabel berikut ini Pasangan yang tepat antara organ ekskresi dengan zat sisa yang dikeluarkan adalah 1 1. Berikut ini yang merupakan langkah yang tepat untuk menjaga keselamatan kerja dalam laboratorium IPA adalah
.