Busanapesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta malam (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998: 10). Busana pesta merupakan busana yang dipakai pada kesempatan pesta yah ladies. Adapun penggolongan busana pesta berdasarkan kesempatannya, antara lain 1. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini dijahit dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. Gambar Busana pesta pagiSumber 2. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. Gambar Busana pesta sore Sumber 3. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yang dipakai biasanya bertekstur lebih halus dan lembut dengan model busana yang kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna busana maupun hiasannya yang digunakan lebih mencolok. Gambar Busana pesta malam Sumber 4. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat pesta resmi, biasanya dijahit dengan mode yang sederhana dan berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. Gambar Busana pesta malam resmi Sumber 5. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada kesempatan pesta di malam hari, dengan mode yang dijahit terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain sebagainya. Gambar Busana pesta malam gala Sumber Sudah paham kan tentang penjelasan yang mimin kasih di atas. Semoga bermanfaat. Sumber Waktuatau jadwal pelaksanaan pesta perkawinan; Syarat-syarat perkawinan yang disebut Jalan Hadat, yaitu apa saja yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik menurut Panaturan, hukum adat serta tradisi yang berlaku dalam keluarga si gadis. Besarnya Palaku yaitu mas kawin yang harus diserahkan
Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si pemakai. Busana mutlak itu termasuk busana pokok,yang dikatakan busana pokok yaitu BLUS,ROK,baju,BB,Kebaya, dan busana dalam.
3Adanya kombinasi atau perpaduan model busana barat dan busana lo-kal yang menjadi trend terbaru dalam berbusana. 4. Berkembangnya pariwisata Bali ter-utama orang-orang suka dengan bu-daya dan busana Bali, sehingga ban-yak menjadi barang dagangan untuk para turis-turis yang datang ke Bali. 5. Berkembangnya trend (Fashion) bu- Pengertian busana istilah BHUSANA merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi, berasal dari bahasa sanskerta yaitu ''BHUSANA'' yang dalam bahasa indonesia dioartikan ''PAKAIAN'' namun pengertian busana dan pakaian ada sedikit perbedaan. busana mempunyai konotasi yaitu pakaian yang bagus/indah yaitu pakaian yang serasi,harmonis,selaras,enak dipandang,cocok dengan si pemakai serta sesuai dengan kesempatan sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri. Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si pemakai. Busana mutlak itu termasuk busana pokok,yang dikatakan busana pokok yaitu BLUS,ROK,baju,BB,Kebaya, dan busana dalam. Fungsi Busana pada awalnya busana berfungsi hanya untuk melindungi tubuh baik dari sinar matahari,cuaca ataupun gigitan serangga. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi fungsi busana dapat diuraikan sbb 1. Dari aspek biologis- untuk melindungi tubuh dari cuaca - untuk melindungi tubuh dari sinar matahari - untuk melindungi tubuh dari gigitan serangga - untuk menutupi / menyamarkan kekurangan dari sipemakai 2. Dari aspek psikologis - untuk menambah keyakinan dan rasa percaya diri. 3. Aspek sosial - untuk menutupi aurat - untuk memenuhi syarat kesusilaan - untuk menggambarkan adat/budaya - untuk media informasi - untuk media informasi non verbal - dapat menyampaikan pesan, untuk mengetahui kepribadiannya. Pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta malam Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati 1998 3 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. Jadi busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pesta pagi, pesta siang, pesta sore maupun pesta malam hari, dimana busana yang dikenakan lebih istimewa dibandingkan dengan busana sehari-hari, baik dari segi bahan, teknik jahit, desain maupun hiasannya. pengertian busana pesta Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam Prapti Karomah dan Sicilia S, 19988-9. Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati 199370 busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya. 1. Penggolongan Busana Pesta Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta dikelompokkan menjadi a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. c. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. d. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. e. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain-lain.
BusanaPesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam (Prapti Karomah dan Sicilia S, 1998). Menurut Sri Widarwati (1993) busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Busana pesta muslim adalah
71 penyelesaiannya menggunakan teknik halus dan bahan yang digunakan adalah bahan yang berkualitas. Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Berdasarkan pengertian diatas, busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta dengan memperhatikan waktu, jenis, dan model desain busana. Begitu pula busana pesta untuk muslimah, dengan tidak menghilangkan nilai-nilai kesantunan dan syarat-syarat berbusana untuk muslimah, yang harus menutup aurat, tidak sempit dan transparan, serta tidak berlebihan namun tetap indah dipandang, semua itu tetap harus memperhatikan point-point yang telah disebutkan diatas. 2. Penggolongan Busana Pesta Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993, busana pesta malam dikelompokkan menjadi a. Busana pesta pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut dan tidak terlalu gelap. 72 b. Busana pesta sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. c. Busana pesta malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. d. Busana pesta malam resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. e. Busana pesta malam gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, decolette look leher terbuka, busty look dada terbuka, backlees punggung terbuka dan lain-lain. Busana pesta malam merupakan busana pesta yang paling mewah dan istimewa dibanding dengan busana pesta lainnya. 73 Penggolongan busana pesta menurut Sri Widarwati 1993 menurut usia adalah sebai berikut 1 Busana pesta anak Tidak hanya orang dewasa, anakpun memerlukan busana untuk pesta, misalnya pergi ke acara ulang tahun, ke gereja dan lain sebagainya. Busana pesta untuk anak sebaiknya dibuat dari bahan yang bagus dengan hiasan-hiasan yang menarik seperti renda-renda, biku-biku, sulaman, ataupun semok, sehingga busan ini tampil mewah dan istimewa. Bahan yang dapat dipilih untuk busana perta anak misalnya kain renda, volk rubia, silky, sutera, siffon dan tula. Bahan untuk busana pesta anak sebaiknya dipilih bahan dengan corak yang halus dan warna yang cerah atau warna-warna yang lembut 2 Busana Pesta Remaja Busana pesta remaja dapat berupa gaun dengan leher terbuka, berlengan atau tidak berlengan. Dan warna yang dipilh untuk busana pesta remaja sebaiknya berwarna lembut dan cerah. Bahan yang dipilih dari bahan berkualitas dan bagus seperti bahan yang berbulu atau mengkilat, Sri Widarwati 1993. 3 Busana pesta wanita dewasa Busana pesta untuk wanita dewasa merurut Prapti Karomah 1990 debedakan menjadi dua macam,yaitu 74 a Busana pesta untuk undangan resmi Busana pesta untuk undangan resmi misalnya pada upacara kenegaraan di lapangan atau di dalam gedung, serah terima jabatan, wisuda perguruan tinggi, upacara akad nikah, resepsi pernikahan, dan lainnya. b Busana pesta untuk undangan tidak resmi Busana pesta untuk undangan tidak resmi misalnya pada acara syukuran, ulang tahun, acara perpisahan, dan lainnya. 3. Karakteristik Busana Pesta Muslimah Menurut Enny Zuhni Khayati karakteristik busana muslimah adalah menutup aurat perempuan muslim, tidaktransparan, tidak pres body dan tidak menyerupai busana laki-laki secara keseluruhan. Menurut Chodiyah 1982 bahan yang biasa digunakan untuk busana pesta biasanya dari bahan yang berkualitas tinggi dengan perhiasan lengkap sesuai dengan busananya sehingga istimewa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat busana pesta adalah sebagai berikut a. Siluet busana pesta Menurut Sri Widarwati 1993 siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet ialah garis sisi luar atau garis sisi bayangan luar dari sebuah busana atau pakaian. Menurut Sicillia Sawitri 200077 penggolongan siluet didasarkan pada berbagaai aspek yaitu 75 1 Bentuk dasar Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu a Siluet lurus atau pipa straightabular b Siluet lonceng bell-shapebouffant shilouette c Siluet menonjol bustle shilouette 2 Pengaruh Tekstur Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2, yaitu siluet tailor dan siluet draperi 3 Siluet Usia Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja flapper shilouette dan siluet dengan kesan dewasa mature shilouette. 4 Berdasarkan Huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet adalah huruf A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L. 5 Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3, yaitu 1 Siluet natural, yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless . Bagian bahu mengecil, bagian dada membesar 76 membentuk buah dada bagian pingang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar dibahu, mengecil di pinggang, membesar dipinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil dipinggang dan pada bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal. Lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik, yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas kebawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet yang dilekatkan atau terlepas. c Siluet pant celana Setiap benda mempunyai siluet yang berbeda-beda dengan busana sehari-hari. Busana pesta umunya lebih rumit dan lebih mewah baik dari segi desain, bahan, maupun hiasannya, serta lebih sempurna dan lebih rapi bila dibandingkan dengan pakaian 77 sehari-hari. Siluet pada busana mempengaruhi perkembangan mode busana. Misalnya mode yang paling populer pada tahun 1815-1841 adalah bersiluet hourglass jam pasir. b. Bahan Busana Pesta Muslimah Menurut Chodiyah dan Wisri 1982 busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 bahan yang digunakan untuk busan pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, lurik dan sebagainya. Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, gahan tembus pandang, mewah dan mahal setelah dibuat. Bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat busana pesta muslimah salah satunya adalah lurik karena tidak transparan. Lurik merupakan nama kain, kata lurik sendiri berasal dari bahas jawa, lorek yang berarti garis-garis, yang merupakn lambang kesederhana. Sederhana dalam penampilan maupun dalam pembuatan namun sarat dengan makna Djoemena 2000. Selain berfungsi untuk menutup dan melindungi tubuh, lurikn juga memiliki fungsi ritual keagamaan. Motif lurik yang dipakai oleh golongan bangsawan berbeda dengan yang digunakan oleh rakyat biasa, begitu pula lurik yang dipakai dalam upacara adat disesuaikan dengan waktu serta tujuan. 78 Nama motifnya diperoleh dari nama flora, fauna, atau dari sesuatu benda yang dianggap sakral. Motif lurik tradisional memiliki makna yang mengandung petuah, cita-cita, serta harapan kepada pemakainya. Namun demikian saat ini pengguna lurik semakin sedikit dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu. Perajinnya pun dari waktu ke waktu mulai menghilang. Lurik menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia 1997 adalah suatu kain hasil tenunan benang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak-kotak dengan warna-warna suram yang pada umumnya diselingi aneka warna benang. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990, lurik adalah kain tenun yang memiliki corak jalurjalur, sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa JawaMangunsuwito 2002 pengertian lurik adalah corak lirik-lirik atau lorek-lorek, yang berarti garis- garis dalam bahasa Indonesia. Dari berbagai definisi yang telah disebutkan diatas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lurik merupakan kain yang diperoleh melalui proses penenunan dari seutas benang lawe yang diolah sedemikian rupa menjadi selembar kain katun. Proses yang dimaksud yaitu diawali dari pembuatan benang tukel, tahap pencelupan yaitu pencucian dan pewarnaan, pengelosan dan 79 pemaletan, penghanian, pencucuk-an, penyetelan, dan penenunan. Motif atau corak yang dihasilkan berupa garis-garis vertikal maupun horisontal yang dijalin sedemikian rupa sesuai warna yang dikehendaki dengan berbagai variasinya. Berikut contoh lurik polosan, sapit urang dan hujan grimis Gambar 3. Lurik polosan, sapit urang dan hujan grimis. httpkain =12makna-motif-lurikcatid=1artikelItemid=7 c. Warna Bahan Busana Pesta Warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah warna gelap atau mencolok, berkilau dengan tenunan benang emas atau perak Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 10. Sedangkan 80 menurut Sri Widarwati 1993 pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap. d. Tekstur Bahan Busana Pesta Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat – sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang transparan, Sri Widarwati, 1993 14. Tekstur terdiri dari bermacam – macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam Arifah A Riyanto, 2003 47. Berdasarkan pengertian diatas tekstur bahan adalah keadaan suatu permukaan bahan yang dapat dilihat dan dirasakan. Pada umumnya tekstur yang paling baik digunakan untuk busana pesta adalah tekstur yang disesuaikan dengan busana yang dirancang, pada kesempatan ini perancang menggunakan tekstur bahan tebal yaitu lurik yang sederhana namun syarat akan makna dan sebagai salah satu itikat untuk melestarikan lurik itu sendiri, untuk bahan lurik yang diterapkan pada seluruh bagian busana pesta malam, sedangkan bahan yang lentur diterapkan pada kerudung. 81 G. POLA BUSANA Menurut Widjiningsih 1994 1 pola busana terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, dan celana yang masih dapat diubah sesuai model yang dikehendaki. Sebelum membuat pola, terlebih dahulu dilakukan pengambilan ukuran terhadap tubuh model. Sebelum mengukur, ikatkan vetterban pada bagian tertentu untuk memudahkan proses mengukur tubuh, seperti pada lingkar badan I dan II, lingkar pinggang dan lingkar panggul. Dalam membuat pola, harus melalui beberapa tahapan, yaitu 1. Pengambilan Ukuran Badan Pengambilan ukuran dilakukan sesudah menentukan model dan sebelum pembuatan pola. Pengambilan ukuran pada bahan seseorang harus dilakukan dengan teliti dan tepat agar busana yang dihasilkan terlihat indah dan nyaman saat dipakai. Menurut Soekarno 2002, ukuran yang dipergunakan untuk membuat pola busana wanita adalah a. Lingkar Badan Diukur pada bagian badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara, diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas, lalu ditambah 4 cm pada hasil ukurannya. b. Lingkar Pinggang Diukur pada bagian pinggang yang terikat vetter-band, diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas, tambahkan 2 cm pada hasil ukurannya. c. Lingkar Leher Diukur keliling leher, diambil angka pertemuan meteran pada lekuk leher depan bagian bawah. d. Lebar Dada Dibawah lekuk leher turun 5 cm, diukur mendatar dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan. e. Panjang Dada Diukur dari lekuk leher turun 5 cm ke bawah sampai dengan batas pinggang f. Panjang Sisi Diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai batas pinggang. g. Lebar Bahu 82 Diukur dari batas leher sampai bagian bahu yang terendah pangkal lengan h. Panjang Lengan Dikukur dari ujung bahupangkal lengan kebawah, sampai kira-kira 2 cm dibawah ruas pergelangan tangan atau sepanjang yang diinginkan i. Lingkar Kerung Lengan Diukur pada keliling kerung lengan dalam keadaan pas, tambahkan kurang lebih 4 cm pada hasil ukurannya j. Lingkar Pangkal Lengan Diukur tepat di bawah ketiak pada pangkal lengan dalam keadaaan pas, tambahkan kurang lebih 4 cm pada hasil ukurannya k. Tinggi Kepala Lengan Meteran tidak lepas dan diukur dari batas kerung lengan sampai pangkal lengan. l. Lingkar Lengan Ukur keliling lengan dalam keadaan pas, tambahkan kurang lebih 4 cm pada hasil ukurannya m. Lingkar Pergelangan Lengan Ukur keliling pergelangan lengan dalam keadaan pas ditambah kurang lebih 2 cm atau sesuai dengan model lengannya. n. Jarak Payudara Diukur dari puncak payudara sebelah kiri ke sebelah kanan o. Tinggi Puncak Diukur dari pinggang ke atas sampai kurang 2 cm dari puncak payudara p. Ukuran Pemeriksa Diukur dari pertengahan pinggang bagian depan, serong melalui payudara ke bahu yang terendah, kemudian teruskan ke pertengahan pinggang belakang. q. Panjang Punggung Diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher, turun ke bawah sampai batas pinggang bagian belakang r. Lebar Punggung Drai ruas tulang leher turun kurang lebih 8 cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan. s. Panjang Rok Diukur dari batas pinggang kebawah samapi panjang rok yang diinginkan t. Lingkar Pinggul Diukur bagian pinggul yang terbesar, dari ukuran pas ditambah kurang lebih 4 cm. u. Tinggi Pinggul Diukur dari pinggul yang terbesar ke atas sampai batas pinggang v. Lingkar Pinggang Rok Dalammencipta busana pesta harus memahami teori –teori busana yang mendalam yang harus dikembangkan.Selain itu juga perlu kreatifitas dan inovasi yang harus digali secara terus menerus agar tercipta busana pesta malam yang sesuai dengan keinginan, kesempatan, yang sedang berkembang saat itu.

1. Deskripsi Busana Pesta a. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada saat pesta, dimana tersebut dibagi menurut waktunya, yaitu pesta pagi, pesta siang, dan pesta malam, Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 199810. Sedangkan Enny Zuhni Khayati 19983 mengungkapkan bahwa “Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, baik pagi hari, siang hari, dan malam hari”. Sedangkan Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, 47 biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. b. Penggolongan Busana Pesta 1 Waktu Pemakaian a Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi hari. Untuk busana pagi hari, dipilih warna yang lembut yaitu, biru, hijau, ungu, warna – warna muda dan cerah serta bahan yang digunakan bisa dari bahan sutera, batik, dan lain-lain. Menurut Prapti Karomah 1990 motif bahan untuk busana pesta pagi hari adalah motif bunga, polos, atau geometris. Dan model yang dipakai adalah bentuk leher berkrah atau tanpa krah, lengan pendek, lengan ¾ atau lengan panjang, rok suai, rok lingkaran atau rok ½ lingkaran, rok kerut, dan rok lipit. Sedangkan untuk pelengkap yang digunakan lebih sederhana dari pesta malam yaitu perhiasan emas tetapi tidak berlebihan, sepatu tinggi dan tas 48 model busananya lebih bervariasi, warna bahan lebih mencolok atau lebih gelap dan cenderung hampur sama dengan busana pesta malam hari. Perhiasan yang dipakai sebaiknya tidak berkilau. c Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana pesta yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari dari waktu mulai matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur baik bersifat resmi atau tidak resmi, Enny Zuhni Khayati, 1998. Model dan perhiasan busana pesta malam lebih mewah dari pada busana pesta pagi atau busana pesta sore. Menurut Prapti Karomah 1990 busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus, lembut jika dibandingkan dengan busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari, bahan yang digunakan seperti chiffon, Organza, taffeta, satin, beledu, dan bahan yang berkilau, dipilih warna yang agak tua seperti, hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Pelengkap busana untuk busana pesta malam sesuai dengan model, bahan, warna, dan tidak berlebihan, menggunakan sepatu bertumit tinggi dari kulit halus atau dari kain, dan perhiasan yang digunakan lebih mewah dari busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari. Siluet busana pesta berbeda dengan busana sehari – hari. Busana pesta umumnya lebih rumit dan lebih mewah, baik desain busananya maupun pada hiasanya. Menurut Sri Widarwati 1993 Busana pesta malam biasanya panjang sampai lantai longdress, 49 tanpa lengan dan sering kali terbuka pada bagian atas seperti décolleté, strapless, atau bustie, backless, dan lain-lain. 2 Sifat Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 Berdasarkan sifatnya busana pesta malam dibagi menjadi dua bagian, yaitu a. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang digunakan pada saat resmi, busana masih sederhana, biasanya berlengan, tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tapi tetap terlihat mewah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa busana pesta malam resmi adalah busana pesta yang dikenakan pada saat acara resmi dengan busana yang rapid an sopan tetapi tetap terlihat mewah. b. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri–ciri mode terbuka. Glamour, dan mewah, misalnya Backless punggung terbuka, busty look dada terbuka, décolleté look leher terbuka, dan lain–lain. 50 3 Usia Menurut Ariffah A. Riyanto 2003 karakteristik pemakai berdasarkan usia sebagai berikut a Busana bayi b Busana usia kanak – kanak balita c Busana usia anak – anak d Busana usia remaja e Busana usia dewasa f Busana usia masa tua c. Karakteristik Busana Pesta 1 Model / Siluet “Siluet busana pesta adalah garis lurus atau bayangan suatu busana” Sicilia Sawitri, 198237. “Siluet adalah bayangan luar dari busana atau pakaian yang dapat dikelompokkan menjadi garis bayangan luar atau siluet A, I, H, Y, S, O, X, V” Arifah A. Riyanto, 2003. Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi a Siluet A, menunjukkan garis sempit di atas dan mengembang dibawah. b Siluet H, menunjukkan garis sisi lurus dari atas ke bawah. c Siluet I, menunjukkan besar di bagian atas dan bawah, bagian tengah lurus. 51 d Siluet Y, menunjukkan besar dibagian atas dan mengecil dibagian bawah. e Siluet X, menunjukkan besar dibagian atas, pas pinggang dan besar dibagian bawah. f Siluet O, menyerupai bentuk bola atau bulat. g Siluet L, menunjukan ekor pada bagian belakang. h Siluet S, garis luarnya berbentuk melengkung kebawah. Siluet S ini justru memperlihatkan bentuk pinggang yang berarti badan atas pas sampai pinggang, sedangkan bagian roknya dibuat mengembang, yang dapat terjadi karena kerut atau bantuan penggunaan petticoat sebagai rok dalam. Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya 52 siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape. c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti modeldecollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. 53 2. Bahan Busana Busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus, dengan hiasan yang menarik sehingga terlihat istimewa Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982166. Bahan yang digunakan dalam busana pesta yaitu bagus, namun tidak berarti harus bahan yang mahal, melainkan bahan yang memberi kesan mewah dan biasanya berkilau dan tembus terang. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bahan yang digunakan untuk busana pesta yaitu crepe, sifon, organsa, taffeta, beledu, lame, sytera, voile, jersey, satin, corduroy, woll. Menurut Prapti Karomah 1990 bahan busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus atau lembut daripada busana pesta pagi maupun busana pesta sore. Bahan yang digunakan untuk busana pesta malam antara lain ciffon, organsa, taffeta, satin, beledu, dan bahan–bahan yang berkilau dipilih warna–warna yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Busana pesta malam dengan sumber ide Kololie Kie Thoma Ngolo ini menggunakan bahan utama pada blus dengan bahan Cavalli, bahan printing satin bridal dengan motif Tifa, dan furing Ero. Bagian celana busana pesta malam ini menggunakan bahan utama Belledu dan bahan furing satin velvet. 54 Bahan printing satin bridal dengan motif Tifa ini menggunakan teknik digital print. Teknik digital printing pada bahan tekstil merupakan teknik mencetak motif atau gambar pada bahan kain secara cepat dalam kurun waktu yang relatif singkat. Awalnya memang terkesan mustahil, namun dengan adanya mesin digital printing tekstil saat ini masalah tersebut dapat terselesaikan dengan mudah. Mesin digital printing yang banyak digunakan untuk mencetak bahan kain dalam industri tekstil sendiri pada dasarnya tersedia dalam berbagai macam tipe. Perkembangan teknologi yang begitu pesat tidak dapat dipungkiri mampu memberikan dampak yang cukup positif terhadap kemajuan industri tekstil. Salah satunya ditandai dengan kehadiran teknik digital printing tekstil yang dapat diterapkan untuk mencetak motif pada jenis kain tertentu seperti polyester, katun, rayon bahkan kain sutera. Jika sebelumnya proses pencetakan kain dalam industri tekstil biasa dilakukan dengan cara screen printing atau roll printing, maka saat ini teknik pencetakan motif atau gambar pada kain sudah bisa dilakukan dengan mudah menggunakan mesin digital printing. Banyak aplikasi yang bisa dibuat dengan mesin digital printing tersebut, salah satu contohnya berupa spanduk atau umbul-umbul. Bahkan beberapa tahun belakangan ini semakin banyak fashion designer yang mulai berinovasi untuk mencetak motif kain berdasarkan desain tertentu sebagai bahan pembuatan produk pakaian yang eksklusif. Proses printing kain yang dikerjakan menggunakan mesin digital printing jelas lebih cepat dibanding 55 dengan cara screen printing atau roll printing. hanya perlu memiliki desain dalam bentuk file komputer, lalu dari desain tersebut akan dicetak dengan menggunakan printer khusus untuk bahan kain. Teknologi digital printing tekstil yang diterapkan untuk mencetak motif kain sendiri pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan cara langsung atau dengan printing transfer paper. Dimana proses printing transfer paper ini biasanya dilakukan untuk mencetak kain pada media yang tidak memungkinkan untuk diprint secara langsung. Namun sebelum memutuskan untuk mencetak kain dalam jumlah banyak, ada baiknya jika anda mencoba terlebih dahulu untuk mencetak satu desain ukuran A4/A3 dengan berbagai perpaduan warna. Dengan begitu anda bisa memiliki banyak contoh atau sampel motif dalam satu meter bahan kain. Setelah menemukan paduan warna yang pas akan lebih baik jika anda tidak berganti-ganti tempat percetakan kain, sehingga hasil cetakan kain yang dihasilkan akan tetap konsisten dari masa ke masa. Penerapan teknologi digital printing dalam industri tekstil telah mengalami banyak perkembangan yang cukup signifikan. Hadirnya mesin digital printing tentu proses pembuatan motif pada kain akan semakin mudah dan cepat. Sebab file design yang telah tersimpan dalam memori komputer bisa langsung dicetak menggunakan printer, tidak seperti proses cetak tekstil konvensional. 56 Meskipun waktu yang dibutuhkan untuk produksi cetak kain relatif lebih pendek, tetapi kualitas gambar dan motif kain yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Dimana teknologi digital printing tekstil sendiri secara keseluruhan memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki sistem screen printing atau roll printing. a. Short Run Untuk membuat motif kain dengan mesin digital printing waktu yang dibutuhkan terbilang sangat singkat, bahkan dapat diselesaikan dalam hitungan jam. Cukup membuat desain dengan komputer kemudian langsung mencetaknya pada bahan kain. Sedangkan untuk screen printing, proses pengerjaanya terbilang sangat panjang bahkan bisa memakan waktu hingga berhari-hari. b. Low Cost Dengan teknologi digital anda bisa membuat contoh product dengan biaya minim sebelum meminta persetujuan kepada pemberi order. Lain halnya jika anda membuat sample dengan teknologi screen printing konvensional, hampir dapat dipastikan jika biaya yang anda keluarkan untuk membuat film positif, screen, exposure time, dan mencampur tinta warna pasti lebih banyak. 57 c. High Quality Karena dibuat dengan menggunakan mesin digital tentunya tampilan produk yang dihasilkan juga terlihat jauh lebih bagus. Disamping itu kemampuan cetak warnanya juga semakin beragam. Dengan adanya teknologi digital bisa memesan berbagai macam produk pelengkap kebutuhan fashion dalam jumlah terbatas. Jauh berbeda dengan printing digital, sejumlah penyedia jasa screen printing konvensional biasanya akan menetapkan minimal order untuk mencetak gambar atau motif tertentu pada bahan kain. 3. Pola Busana Menurut Widjiningsih 1994 pola busana terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot, dan celana yang nantinya masih bisa diubah sesuai model yang dikehendaki. Sedangkan menurut Porrie Muliawan 1994, pola adalah potongan kain atau potongan kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju ketika bahan digunting. Sebelum membuat pola, terlebih dahulu dilakukan pengambilan ukuran terhadap tubuh model. Dalam proses membuat pola, harus memulai beberapa tahapan, yaitu a. Pengambilan Ukuran Sebelum membuat pola langkah yang harus dilakukan adalh pengambilan ukuran. Didalam mengambil ukuran harus cermat dan teliti supaya hasil akhir dari pembuatan pola busananya baik dan enak dipakai. Dalam mengambil ukuran hendaknya diperhatikan orang yang 58 akan diukur, barang-barang yang dapat menyebabkan ukuran kurang tepat supaya dilepas, blus yang dimasukkan harus dikeluarkan supaya tebal dan mengembungnya blus tidak menambah besarnya pinggang. Sebelum mengambil ukuran, garis pinggang, badan dan panggul diikat dahulu dengan peter ban yang rata pada sekeliling tubuh supaya ukuran yang diperoleh tepat Widjiningsih, 1994. Adapun ukuran yang diperlukan dalam membuat Busana pesta, yaitu 1 Cara mengambil ukuran badan atas a Lingkar badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak. Letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. b Lingkar leher Diukur sekeliling batas leher dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher. c Panjang muka Diukur dari lekuk leher ditengah muka lurus kebawah sampai batas peterban dipinggang. 59 d Lebar muka Diukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. e Lebar bahu Diukur pada batas leher dibelakang daun telinga ke puncak lengan atau bahu terendah. f Tinggi dada Diukur dari bawah peter ban dipinggang tegak lurus keatas sampai dipuncak buah dada. g Panjang punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus kebawah sampai dibawah batas peterban dipinggang. h Lebar punggung Diukur 8-9 cm dibawah tulang leher yang menonjolatau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. i Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. j Panjang sisi Diukur dari pinggang bagian sisi sampai ketiak. 60 k Panjang blus Diukur dari pangkal leher belakang sampai batas yang dihehendaki. Atau diukur dari pinggang sampai batas yang dikehendaki. l Lingkar kerung lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu kemudian ditambah 2 cm jika tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. m Panjang lengan Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang dikehendaki. Untuk lengan panjang, saat mengukur lengan harus dibengkokan agar menambah kelonggaran. 2 Cara mengambil ukuran badan bawah a Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. b Lingkar panggul Diukur sekeliling badan bawah terbesar,diukur pas kemudian ditambah 4 cm. Bila perut yang diukur besar atau hamil maka yang diukur bagian yang lurus dengan perut. 61 c Tinggi panggul Diukur dari peterban dipinggang sampai batas lingkar panggul. d Panjang rok / celana Diukur dari pinggang sampai sepanjang yang dikehendaki. e Tinggi duduk Diukur dari pinggang sampai alas duduk kursi ditambah 3 cm. b. Metode / Sistem Pembuatan Pola Busana Dalam pembuatan busana diperlukan pola. Menurut Widjiningsih 19943 ada dua cara dalam pembuatan pola busana yaitu secara draping dan secara konstruksi. 1 Drapping “Drapping adalah cara membuat pola ataupun busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju kesisi dengan bantuan jarum pentul” Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan bentuk tubuh diperlukan lipit pantas kupnat. Lipit pantas ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara lingkaran yang besar dan kecil, misalnya lipit bentuk dibawah buah dada, sisi 62 ataupun bahu, juga pada bagian belakang badan yaitu pada pinggang, panggul dan bahu. Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain, dan banyak dilakukan sebelum pola konstruksi berkembang. Jiplakan bentuk badan pada draping dapat menjadi pola dasar busana ataupun pola busana. 2 Pola Konstruksi Pola Konstruksi yaitu pola yang dibuat berdasarkan ukuranukuran yang diambil dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, kerah dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan pola konstruksi yang baik,harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut a Pada saat pengambilan ukuran harus dilakukan secara cermat dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan peterban yang diikatkan pada bagian pinggang, badan dan kerung lengan sehingga terdapat batas yang tepat. b Pada saat menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis kerung lengan dan yang lain harus luwes. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pertolongan garis lengkung. 63 c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada harus cermat dan tepat. Pola konstruksi dapat dibuat sesuai bentuk badan dengan berbagai model busana. Dalam pembuatan pola konstruksi badan wanita yang baik selalu memiliki lipit kup untuk ruang bentuk buah dada. Pola kontruksi bukanlah pembuatan pola yang paling sempurna, akan tetapi pola konstruksi memiliki kebaikan dan kekurangannya. Kebaikan pola konstruksi antara lain a Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang. b Besar kecilnya kup lebih sesuai dengan besar kecilnya buah dada seseorang. c Perbandingan bagian-bagian dari model lain lebih sesuai dengan besar kecilnya bentuk badan seseorang. Kekurangan pola konstruksi antara lain a Menggambarnya tidak mudah. b Memerlukan waktu yang lebih lama. c Membutuhkan banyak latihan. d Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih. Didalam pola konstruksi, terdapat beberapa macam sistem, yaitu Meyneke, sistem Charmant, sistem Muhawa, sistem Sho-Enginer, sistem Dress Making dan sistem praktis. Dalam pembuatan kostum tari ini menggunakan pola 64 dasar dengan sistem praktis. Teknik pembuatan busana pesta malam ini menggunakan pola konstruksi dengan pola dasar system so’en. 4. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik yang digunakan dalam proses pembuatan busana agar menghasilkan busana yang pas dan nyaman untuk dipakai. Penjahitan busana pesta malam dikerjakan dengan mesin jahit. Kemudian untuk penyelesaian sebagian besar busana pesta ini diselesaikan dengan tangan, seperti pada bagian kelim, serta pada bagian bisban isi., sehingga membutuhkan waktu yang relative lama dan juga membutuhkan ketelitian dalam pengerjaanya. Teknologi busana terdiri dari a Teknologi Penyambungan kampuh “Kampuh adalah kelebihan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit” Nanie Asri Yuliati, 19934 misalnya menghubungkan bahu depan dengan bahu belakang, sisi depan dengan sisi belakang. Jadi kampuh adalah sambungan yang terjadi waktu menyambung dua potong kain. Penyelesaian kambuh sangat berpengaruh terhadap jatuhnya busana. Kampuh terdiri dari dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 65 1 Kampuh buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Macammacam kampuh buka menurut Nanie Asri Yuliati 1994 antara lain a Diobras Biasanya digunakan untuk pembuatan pakaian wanita dewasa dan celana panjang pria, lebar kampuh jadinya 1,5 cm sampai 2 cm. b Dijahit tepi Kampuh buka diselesaikan dengan dijahit tepi merupakan pengganti kampuh buka yang diobras agar tepi kampuh tidak bertiras. Kampuh ini diselesaikan dengan cara dijahit mesin pada bagian tepi antara 1,5 cm

TipsMemilih Gaun Pesta yang Tepat. 1. Sesuaikan dengan dresscode dan tema pesta. Beberapa pesta biasanya memiliki tema tersendiri yang mengharuskan para undangan atau tamu yang hadir menggunakan baju sesuai dengan dresscode yang sudah ditentukan. Namun tak jarang pula dresscode ini tidak disebutkan melainkan tema pesta.
100% found this document useful 1 vote5K views15 pagesDescriptionbusana menurut kesempatanOriginal Titlebusana menurut kesempatanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote5K views15 pagesBusana Menurut KesempatanOriginal Titlebusana menurut kesempatanJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hasilproyek akhir adalah: 1) terciptanya busana pesta malam dengan sumber ide bantha dengan style simple dan look menyenangkan, 2)hasil karya busana pesta malam dengan sumber ide Bantha memiliki 2 pieces busana pesta malam yaitu: berupa gaun dengan rompi. Pembuatan busana ini pesta ini menggunakan bahan metalini. Bentuk Bantha
ContohDesain Pakaian Batik Untuk Pesta – Gaya pakaian tradisi dari Indonesia amatlah banyak, lebih-lebih tiap tiap tempat yang beragam di Indonesia punya model baju adat yang bermacam macam mulai dari motif yang simple hingga yang paling sulit juga tersedia. Banyak penduduk dunia yang tertarik pada baju-Pakaian tradisi berasal dari Indonesia sebab
banyakdigunakan sebagai bahan busana pesta. Busana pesta merupakan busana yang digunakan pada kesempatan pesta (Ernawati dkk, 2008: 32). Dalam memilih busana pesta hendaklah mempertimbangkan waktu pesta yang akan dihadiri, karena waktu juga mempengaruhi model, warna dan bahan pada busana yang dikenakan. Salah satunya adalah
.
  • c7i76yrazf.pages.dev/316
  • c7i76yrazf.pages.dev/794
  • c7i76yrazf.pages.dev/547
  • c7i76yrazf.pages.dev/494
  • c7i76yrazf.pages.dev/113
  • c7i76yrazf.pages.dev/468
  • c7i76yrazf.pages.dev/852
  • c7i76yrazf.pages.dev/710
  • c7i76yrazf.pages.dev/809
  • c7i76yrazf.pages.dev/627
  • c7i76yrazf.pages.dev/609
  • c7i76yrazf.pages.dev/278
  • c7i76yrazf.pages.dev/287
  • c7i76yrazf.pages.dev/727
  • c7i76yrazf.pages.dev/750
  • busana pesta menurut kesempatan dan waktu