1Gas yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik adalah . 2 Berikut yang merupakan contoh-contoh sampah organik
Isu lingkungan merupakan isu yang kian hari kian marak dibicarakan publik. Karena publik semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. Salah satu pencemaran yang dapat merusak lingkungan adalah limbah B3. Oleh karena itu, pengelolaan limbah B3 menjadi fokus tersendiri di tengah masyarakat. Apa Itu Limbah B3? Limbah B3 merupakan singkatan dari limbah bahan beracun dan berbahaya, serta merupakan golongan limbah yang memiliki potensi besar untuk mencemari dan merusak lingkungan bahkan mampu membahayakan kesehatan. Karena sifatnya yang sangat membahayakan lingkungan dan kesehatan, limbah B3 ini harus mendapatkan penanganan dan pengelolaan secara khusus. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko bahaya pada lingkungan dan kesehatan. Umumnya, tempat yang menghasilkan cemaran limbah B3 adalah rumah sakit, industri kimia, industri pangan dan industri kosmetik. Cara Penanganan Limbah B3 Karena tingkat acamannya yang tinggi, limbah B3 tidak bisa sembarangan ditangani seperti jenis sampah pada umumnya. Berikut ini adalah cara penanganan limbah B3 yang baik dan benar 1. Mengurangi Limbah B3 Penanganan limbah B3 pertama adalah dengan mengurangi cemaran limbah di sekitar Anda. Mengurangi limbah B3 dengan efektif dapat membantu kelestarian alam. Karena meskipun terdapat sistem pengelolaan limbah B3, residu hasil pengelolaan masih akan tertinggal dan tetap dapat membahayakan lingkungan. Pengurangan limbah B3 dapat Anda lakukan dengan mengganti bahan kerja menggunakan bahan lain yang tidak berpotensi menghasilkan limbah B3 dan ramah lingkungan. Sehingga, resiko pembuangan limbah akibat pengulangan pekerjaan akan berkurang secara konsisten. 2. Mengumpulkan Limbah B3 Limbah B3 juga harus melalui proses pengumpulan sebelum akhirnya melalui proses pengolahan. Pengumpulan limbah B3 juga tidak bisa sembarangan. Limbah B3 dapat dikategorikan berdasarkan konsistensinya, misalnya limbah padat berbahaya dan limbah cair berbahaya. Khusus untuk limbah cair, terdapat beberapa kategori tambahan lagi seperti limbah yang memiliki sifat asam dan limbah dengan sifat basa. Penggolongan ini penting karena limbah asam dan basa akan memiliki reaksi tertentu ketika bercampur. Bisa jadi, limbah akan berasap bahkan menimbulkan ledakan. 3. Menimbun Limbah B3 Melakukan penimbunan limbah B3 juga merupakan salah satu penanganan yang perlu dilakukan. Penimbunan ini memiliki beberapa tujuan. Pertama adalah agar limbah B3 tidak mencemari limbah-limbah lain yang tidak berbahaya. Tujuan kedua adalah agar pengolahan limbah berjalan efektif. Pengelolaan limbah B3 umumnya akan terjadi dalam skala yang besar. Sehingga, penggunaan energi pengolahan limbah bisa lebih efisien dan efektif. Penimbunan limbah B3 sendiri biasanya berada pada ruangan tertutup dan jauh dari pemukiman penduduk. 4. Memanfaatkan Limbah B3 Selain pengurangan, pengumpulan, penimbunan ternyata limbah B3 juga dapat melalui proses pemanfaatan. Hal tersebut tentunya sangat dianjurkan. Karena dapat mengubah barang berbahaya dan tidak berguna menjadi barang yang lebih berguna dan memiliki manfaat tersendiri bagi lingkungan. Beberapa limbah B3 dapat menjadi substitusi dari bahan tertentu. Selain itu, limbah B3 juga dapat bermanfaat sebagai bahan bakar hingga bahan bangunan. Hasil pembakaran limbah B3 adalah abu yang dikenal sebagai fly ash. Fly ash ini memiliki konsistensi seperti semen, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, pemanfaatan limbah B3 ini tidak bisa sembarangan. Terdapat perusahaan atau lembaga khusus yang telah tersertifikasi dalam penanganan limbah B3 secara baik dan benar. Cara Pengelolaan Limbah B3 Selain ditangani, limbah B3 akan diolah agar dapat musnah dan tidak mengancam lingkungan serta kesehatan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengolah limbah B3 dengan baik dan benar A. Metode Termal Metode pertama dalam pengelolaan limbah B3 adalah termal. Sesuai dengan namanya, metode termal akan memanfaatkan panas yang tinggi. Panas tinggi tersebut berasal dari pembakaran yang telah tersistem, bukan dengan pembakaran sembarangan. Metode termal ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dapat menghancurkan bahan-bahan organik sepenuhnya. Sedangkan metode lain hanya mendetoksifikasi sebagian bahan organik. Namun sayangnya, metode termal ini memiliki residu asap yang berpotensi mencemari udara. 2. Metode Biologis Berikutnya metode biologis yang biasanya akan berguna untuk pengolahan limbah organik. Salah satu contoh limbah organik tersebut adalah limbah minyak. Metode biologis ini berdasarkan pada penguraian zat organik menggunakan mikroba atau bakteri tertentu. Bakteri memiliki enzim khusus yang dapat memecah residu minyak menjadi zat yang lebih sederhana dan dapat dengan mudah terurai di dalam tanah. Terkadang, ada juga bakteri yang telah melalui modifikasi DNA dan dapat menguraikan zat-zat tertentu. 3. Metode Kimia Selanjutnya adalah metode kimia. Metode kimia ini adalah metode yang melalui beberapa tahapan ilmiah secara sistematis. Beberapa perlakukan kimia yang dilakukan ketika mengelola limbah B3 adalah sistem oksidasi dan reduksi, serta pertukaran ion. Contoh nyata pengelolaan limbah B3 metode kimia terjadi pada residu sianida. Residu sianida dapat berubah menjadi senyawa yang tidak beracun yang tidak berpotensi mencemari lingkungan melalui proses pemisahan air secara kimiawi. Hasil pengolahan limbah sianida adalah air yang tentunya aman untuk lingkungan. Karena itu, layanan instalasi pengolahan air limbah menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan saat ini. Sehingga pengolahan air limbah industri dapat berjalan lebih optimal dan signifikan. 4. Metode Fisik Pengolahan limbah selanjutnya adalah dengan menggunakan metode fisik. Metode fisik ini berfokus pada proses modifikasi limbah secara fisik. Proses modifikasi tersebut antara lain adalah pengurangan volume limbah, modifikasi konsentrasi limbah, penguapan, pemadatan, dan lain sebagainya. Dari beberapa proses di atas, proses yang paling banyak dilakukan adalah pemadatan. Beberapa limbah yang melalui proses pemadatan antara lain adalah limbah aspal, limbah plastik, dan limbah beton. Proses pemadatan ini tentunya menggunakan mesin khusus untuk pemadatan limbah beracun dan berbahaya. Sudah Memahami Cara Pengelolaan Limbah B3 yang Tepat? Demikian ulasan tentang penanganan dan pengelolaan limbah B3. Menangani limbah B3 dengan baik dan tepat merupakan salah satu bentuk untuk menjaga kelestarian lingkungan. Lingkungan yang bersih pasti akan membuat hidup menjadi lebih sehat dan nyaman. Semoga bermanfaat!
BerikutYang Termasuk Cara Pengolahan Air Limbah Secara Alami KecualiJika mendengar kata limbah, apa yang terlintas dalam benak kamu? Apa air yang kotor dan berbau tidak sedap, kah? Limbah sendiri merupakan residu atau sisa dari kegiatan produksi yang sudah tidak memiliki nilai lagi. Ada berbagai jenis limbah lain yang mungkin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Nah, pada pembahasan kali ini, kita akan belajar tentang pengertian limbah, jenis-jenis limbah, contoh, hingga cara penanganan limbah yang tepat. Yuk, langsung simak artikel di bawah ini! Apa Itu Limbah? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, limbah adalah sisa proses produksi atau bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian. KBBI juga mengartikan limbah sebagai barang rusak atau cacat dalam proses produksi. Sementara itu, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 mendefinisikan limbah sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Dari kedua pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa limbah adalah sisa atau barang yang tidak memenuhi standar kelayakan yang dihasilkan dari suatu proses produksi sehingga tidak memiliki nilai lagi. Jenis-jenis Limbah Quipperian, bentukan dari limbah itu sendiri tidak hanya berupa cairan kotor dan berbau saja, tapi juga bisa berbentuk padat, gas, bahkan suara. Selain bentuk, limbah juga bisa dikelompokkan berdasarkan senyawa, sumber, dan sifatnya. Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan berikut. 1. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanya Berdasarkan senyawanya, limbah dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah jenis limbah yang mudah membusuk dapat terurai dengan sendirinya atau secara alami tanpa bantuan dari manusia. Limbah jenis ini dapat terurai sendiri karena adanya peran mikroorganisme alami, seperti bakteri dan jamur. Biasanya, limbah organik ini berasal dari bahan-bahan organik, baik tumbuhan maupun hewan. Misalnya, kulit buah-buahan, daun-daunan, kotoran hewan, kulit telur, dan tulang hewan. Sebaliknya, limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak dapat atau sulit membusuk dan terurai sendiri tanpa bantuan manusia. Contoh limbah anorganik adalah plastik, kaca, kaleng, dan sebagainya. Limbah ini bisa terurai dengan bantuan mikroorganisme alami, tapi waktu yang dibutuhkan sangat lama. Bahkan, bisa mencapai ratusan tahun hingga limbah anorganik terurai dengan sempurna. Itulah mengapa, dibutuhkan campur tangan manusia agar limbah anorganik ini bisa lebih cepat terurai. 2. Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya Selain berdasarkan senyawa, limbah juga dibedakan berdasarkan sumbernya. Ada limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah medis, limbah pertambangan, dan limbah pariwisata. Limbah rumah tangga adalah jenis limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, seperti sisa makanan, sisa potongan sayur, dan air sabun mencuci piring, serta kegiatan usaha, seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran. Limbah industri adalah jenis limbah yang berasal dari sisa buangan dari hasil proses produksi, seperti potongan kain dari industri tekstil dan sisa pewarna makanan dari industri pangan. Limbah pertanian adalah jenis limbah yang berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan, seperti pupuk dan pestisida. Limbah medis adalah jenis limbah yang berasal dari fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan laboratorium kesehatan. Contoh limbah medis adalah kain kasa bekas pakai, jarum suntik bekas, selang infus, dan sebagainya. Limbah pertambangan adalah jenis limbah yang berasal dari kegiatan pertambangan, seperti merkuri, raksa, asam sulfat, dan sebagainya. Limbah pariwisata adalah jenis limbah yang berasal dari aktivitas manusia ketika melakukan wisata, seperti sarana transportasi, tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal, dan lainnya. 3. Jenis Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya Kalau berdasarkan bentuk atau wujudnya, limbah dibagi menjadi empat, yaitu limbah cair, padat, gas, dan suara. Limbah cair adalah limbah yang berasal dari kegiatan manusia yang berbentuk cair. Contohnya, air deterjen dan air bekas cucian piring. Limbah padat adalah limbah yang berasal dari kegiatan manusia yang berbentuk padat. Contohnya, serbuk kayu dan serbuk besi. Limbah gas adalah limbah yang menggunakan udara sebagai media pencemarannya. Contoh, freon, sulfur oksida SOx, dan Metan CH4. Limbah suara adalah limbah berupa gelombang bunyi yang merambat di udara dan menimbulkan gangguan, seperti suara mesin alat berat dan suara klakson kendaraan. 4. Jenis Limbah Berdasarkan Sifatnya Selain dikelompokkan berdasarkan sumber, senyawa, dan bentuknya, limbah juga dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu limbah biasa dan limbah bahan berbahaya beracun B3. Limbah biasa adalah jenis limbah yang tidak menyebabkan kerusakan serius untuk lingkungan sekitar maupun kelangsungan makhluk hidup dalam skala kecil dan jangka panjang. Limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 adalah jenis limbah yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun untuk lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan makhluk hidup. Adapun karakteristik limbah ini adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun sehingga membutuhkan penanganan khusus untuk mengelolanya. Contoh Jenis-jenis Limbah Untuk memperlancar pemahaman kamu mengenai jenis-jenis limbah ini, berikut adalah beberapa contoh jenis-jenis limbah berdasarkan senyawa, sumber, dan bentuknya. 1. Contoh jenis limbah berdasarkan senyawanya Contoh jenis limbah organik sisa sayur, kulit buah, buah yang busuk, daun kering, ranting pohon, kayu, kotoran hewan, tulang ikan, dan limbah lain yang mudah terurai dan membusuk secara alami maupun dengan bantuan manusia. Contoh jenis limbah anorganik kemasan plastik, tutup botol, pecahan kaca, kaleng bekas makanan dan minuman, styrofoam bekas makanan, dan masih banyak lagi. 2. Contoh jenis limbah berdasarkan sumbernya Contoh limbah rumah tangga sisa makanan, sisa sayuran, sisa sayuran, cangkang telur, ampas teh, ampas kopi, air sabun mencuci piring, dan air cucian beras. Contoh limbah industri potongan kain dari industri tekstil, sisa pewarna makanan dari industri pangan, dan kertas yang terkontaminasi tinta dari industri percetakan. Contoh limbah pertanian penggunaan pupuk dan pestisida pada tanaman, jerami padi, kotoran ternak, tempurung kelapa, dan dedak padi. Contoh limbah medis kain kasa bekas pakai, jarum suntik bekas, selang infus, dan jaringan tubuh yang diambil saat operasi. Contoh limbah pertambangan merkuri, raksa, asam sulfat, arsenik, timbal, limbah logam, dan bebatuan. Contoh limbah pariwisata tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal dan perahu motor di sekitar kawasan wisata bahari. 3. Contoh jenis limbah berdasarkan bentuk atau wujudnya Contoh limbah cair air deterjen, air bekas cucian piring, air tinja, minyak goreng, dan aliran air hujan di atas permukaan tanah. Contoh limbah padat kertas bekas, pecahan kaca, kardus, bungkus makanan, serbuk kayu, dan serbuk besi. Contoh limbah gas asap pabrik, karbon monoksida CO yang berasal dari kendaraan, freon AC, limbah CFC, dan gas metana. Contoh limbah suara suara klakson kendaraan bermotor, mesin pabrik, suara pesawat, dan musik dengan volume tinggi. 4. Contoh jenis limbah berdasarkan sifatnya Contoh limbah biasa limbah organik termasuk dalam limbah biasa karena tidak menimbulkan dampak yang serius. Contoh limbah B3 bekas pengharum ruangan, pembasmi serangga, pembersih kamar mandi, hairspray, lem, dan bahan-bahan kimia, seperti asam asetat, kaporit, sianida, sulfida, dan fenol. Cara Mengatasi Limbah Semakin bertambahnya jumlah manusia di bumi, maka akan semakin bertambah pula jumlah limbah yang dihasilkan. Hal ini tentu akan mengganggu kesehatan manusia, hewan, maupun tumbuhan yang hidup di bumi. Apalagi, beberapa jenis limbah ada yang berbahaya untuk lingkungan dan kelangsungan makhluk hidup. Maka dari itu, dibutuhkan cara untuk mengatasi jumlah limbah yang menumpuk atau setidaknya, jumlahnya tidak semakin bertambah. Berikut adalah beberapa cara mudah untuk mengatasi limbah yang menumpuk tersebut. 1. Reuse Reuse atau memanfaatkan kembali, yaitu menggunakan kembali barang yang sudah digunakan untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, kaleng bekas minuman digunakan kembali sebagai tempat untuk menyimpan pensil. 2. Recycle Recycle atau mengolah kembali, yaitu kegiatan memanfaatkan kembali limbah dengan mengolah materinya terlebih dahulu agar dapat digunakan lebih lanjut. Misalnya, mengolah kulit buah-buahan menjadi pupuk kompos sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. 3. Reduce Selanjutnya ada reduce atau mengurangi, yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah. Misalnya, menggunakan plastik yang bisa dipakai berkali-kali saat belanja. 4. Replace Selain menggunakan kembali barang bekas, kamu juga bisa melakukan replace, yaitu mengganti kebiasaan menggunakan barang dengan bahan sekali pakai dengan barang yang bisa dipakai berkali-kali. Sebab, barang yang terbuat dari bahan sekali pakai, justru dapat mempercepat jumlah sampah. Misalnya, mengganti plastik belanja sekali pakai dengan tas belanja yang bisa dipakai dalam jangka waktu lama. 5. Refill Refill atau isi ulang artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang sudah kosong. Jadi, kamu hanya perlu membeli isi produknya saja karena wadah produk sudah tersedia. Misalnya, saat membeli minyak goreng, sabun cair, atau kecap, cukup beli isinya saja karena botolnya sudah tersedia di rumah. 6. Repair Cara lain untuk mengatasi limbah agar tidak semakin bertambah adalah dengan melakukan perawatan atau repair terhadap barang yang kamu miliki. Misalnya, menggunakan barang yang terbuat dari kaca dengan hati-hati agar tidak pecah. Cara Pemanfaatan Limbah yang Baik Perlu diketahui bahwa tidak semua limbah berbahaya. Limbah yang tidak berbahaya ini bisa diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat sehingga bisa mengurangi dampak buruknya untuk lingkungan. Berikut adalah beberapa cara pemanfaatan limbah dengan baik yang mungkin bisa kamu lakukan di rumah. 1. Membuat Kerajinan Tangan dari Kertas Bekas Apakah di rumahmu banyak kertas bekas atau koran bekas yang sudah tidak terpakai lagi? Jangan langsung dibuang, ya karena kamu bisa membuat barang yang menarik, bahkan bernilai jual dari kertas maupun koran bekas tersebut. Misalnya, dengan membuat kertas atau koran bekas tersebut menjadi vas bunga. Caranya dengan melilit kertas atau koran dalam jumlah banyak, lalu disusun hingga menyerupai vas bunga. Agar terlihat semakin cantik, kamu bisa mengecatnya dengan warna favoritmu. 2. Membuat Tas dari Pakaian Bekas Quipperian, tahukah kamu bahwa industri pakaian menjadi salah satu penyumbang sampah paling besar di bumi? Dilansir dari ITS News, berdasarkan data yang diperoleh oleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler, industri pakaian berada pada posisi kedua sebagai penyumbang polusi terbesar di dunia. Nah, menggunakan kembali pakaian bekas yang kamu miliki bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi limbah dari tekstil. Apalagi, tekstil merupakan salah satu limbah yang sulit untuk didaur ulang. Selain itu, kamu juga bisa membuat kerajinan tangan, seperti tas dari pakaian bekas. Hasilnya, tas yang kamu miliki pasti terlihat lebih unik. 3. Mengolah Sampah Organik menjadi Pupuk Kompos Selain pakaian bekas, kulit buah dan sisa makanan yang dibiarkan begitu saja ternyata juga berdampak buruk untuk lingkungan. Untuk mengatasinya, kamu bisa mendaur ulang sampah dapur ini menjadi pupuk kompos. Nantinya, pupuk ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman sehingga kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pupuk sekaligus mengurangi jumlah sampah di bumi. Nah, Quipperian, itu dia pembahasan mengenai jenis-jenis limbah yang ada di bumi. Mengingat saat ini hanya bumi tempat kita hidup, sudah seharusnya kita menjaga lingkungan agar setiap makhluk hidup yang tinggal di bumi bisa hidup dengan sehat dan nyaman. Kamu bisa menerapkan beberapa cara mengatasi limbah di atas sebagai upaya untuk mengurangi jumlah limbah di bumi. Sekian pembahasan kali ini dan sampai jumpa di pembahasan lainnya, ya!PenangananLimbah Pertanian Beragam jenis limbah pertanian perlu ditangai secara baik dan benar karena akan menjamin kenyamanan bagi semua orang.. Dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik dapat berdampak postif yaitu menjamin tempat tinggal/tempat kerja yang bersih, mencegah timbulnya pencemaran lingkungan, mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit.wayudewi wayudewi Biologi Sekolah Menengah Atas terjawab • terverifikasi oleh ahli Iklan Iklan ahmadsyaflihudin ahmadsyaflihudin TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN MENGURANGI LIMBAH PABRIKHENTIKAN POLUSI DARI KENDARAAN BERMOTOR Iklan Iklan Maulino Maulino Menyaring asap limbah pabrik sebelum di buang ke membuang sampah susah terurai di DLM tanah Iklan Iklan Pertanyaan baru di Biologi mimpi basah apakah termasuk pmo? plis bantu aku sertakan alasan jawaban yaa kak,pointnyaa banyaakk Perhatikan gambar berikut Sifat anakan yang dihasilkan dari perbanyakan tanaman dengan teknik seperti pada gambar adalah........ Sampel jaringan dar … i tanaman dewasa dikultur Kuncup Batang Sampel jaringan Daun Akar Kultur menghasilkan tanaman baru Terbentuk kalus yang belum terdiferensiasi Kalus Kalus dipisahkan, sel tunggal dikultur Sumber dokumen penerbit 8. Dari permukaan air laut, sinyal bunyi dikirim ke dasar laut. Sinyal tersebut diterima kembali setelah 12 sekon. Jika cepat rambat bunyi dalam air a … dalah m/s, maka kedalaman laut di tempat itu adalah ... m. A. B. C. D. 161 In what way is the skeleton a storehouse? Sebelumnya Berikutnya IklanSetiapnegara, termasuk Indonesia, harus memiliki strategi penanganan limbah nuklir secara menyeluruh dan berkelanjutan. Semuanya demi keselamatan sepanjang proses pengelolaannya dalam jangka panjang. Berdasarkan waktu terurainya limbah yang bisa dikategorikan pendek, limbah kategori ini bisa disimpan di tanah dangkal sebagai cara sederhana.
Melalui artikel ini, kita akan mengenal tentang teknik 3R, yakni Reduce, Reuse, dan Recycle untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah. Simak, yuk! — Kamu tahu nggak sih, pada akhir tahun 2021 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK menyebutkan bahwa total sampah nasional sepanjang tahun 2021 mencapai angka 68,5 juta ton. Jumlah ini meningkat dari jumlah sampah nasional tahun 2020 yakni sebesar 67,8 juta ton. Selain itu, pada tahun 2021, disebutkan juga bahwa sebanyak 17 persen dari jumlah total sampah nasional, atau sekitar 11,6 juta ton, merupakan sampah plastik. KLHK memperkirakan salah satu penyebab dari jumlah sampah plastik yang mencapai 17 persen ini adalah semakin maraknya kegiatan belanja online yang seringkali melibatkan packaging berupa plastik pembungkus dan bubble wrap. Apalagi kalau barang yang dibeli adalah barang yang rentan rusak atau pecah, maka plastik pembungkus dan bubble wrap-nya pasti akan dibuat lebih tebal lagi. Sampah plastik sendiri merupakan jenis sampah yang berbahaya bagi lingkungan karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Oleh karena itu, sampah plastik harus dikelola, karena jika tidak ada pengelolaan sampah plastik yang baik, diperkirakan jumlah sampah plastik akan sama banyaknya dengan ikan di laut. Duh, serem ya guys! Dalam kehidupan sehari-hari, sampah dikenal juga dengan sebutan limbah. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari proses produksi, baik oleh industri, maupun domestik atau rumah tangga. Limbah ini biasanya tidak diinginkan karena dinilai nggak memiliki nilai ekonomis, makanya limbah sudah pasti dibuang. Nah, limbah yang dibuang inilah yang tiap tahunnya menyumbang angka pada jumlah sampah nasional tahunan yang tadi kita bahas. Duh, kalau setiap tahun jumlah limbah terus meningkat, gimana ya? Nggak mau kan, kalau bumi kita yang asri ini lama-kelamaan jadi penuh sampah dan nggak bisa ditinggali lagi? 🙁 Makanya, kita semua harus sama-sama bergerak untuk mengurangi jumlah sampah di bumi ini, guys! Proses daur ulang sampah yang bisa kita lakukan adalah dengan teknik 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Hmm, apa itu 3R dan apa contohnya? Kita bahas satu per satu, yuk! Reduce Mengurangi Reduce adalah mengurangi pemakaian barang-barang yang bisa menimbulkan sampah. Teknik daur ulang sampah ini adalah cara yang paling mudah dilakukan supaya jumlah sampah nggak semakin meningkat. Contohnya, ketika belanja, kita bisa membawa tas belanja sendiri dari rumah sehingga kita tidak perlu tas plastik dari toko. Selain itu, kita juga bisa membawa botol minum sendiri dari rumah ketika bepergian. Jadi, kalau tiba-tiba haus dan pengen beli boba, kita bisa minta penjualnya untuk mengisikan boba pesanan kita ke dalam botol minum yang kita bawa sendiri. Jangan lupa bawa tas belanja sendiri dari rumah setiap kali mau belanja! Sumber Kamu juga boleh banget membawa kotak makan sendiri dari rumah ketika makan di restoran, lho! Jadi, kalau makanan kamu nggak habis, kamu nggak perlu minta wadah pembungkus dari restoran untuk membawa pulang sisa makanan kamu, karena kamu bisa meletakkannya ke dalam kotak makan yang kamu bawa. Dengan cara-cara tersebut, kamu sudah turut membantu untuk mengurangi jumlah sampah. Baca juga Polutan Penyebab Pencemaran Tanah Reuse Menggunakan Kembali Setelah reduce, kita juga harus melakukan reuse. Seperti namanya, reuse adalah menggunakan kembali barang-barang yang ada di sekeliling kita dengan semaksimal mungkin. Artinya, kalau barangnya masih layak pakai, jangan keburu dibuang ya, guys. Contohnya, saat kita belanja online, biasanya paket kita akan dibungkus dengan bubble wrap dan kardus, kan? Nah, bubble wrap dan kardus itu bisa kita simpan untuk digunakan kembali. Jadi, kalau belanja online, bubble wrap dan kardusnya jangan langsung dibuang, ya! Packaging belanja online masih bisa disimpan dan dipakai ulang, lho! Sumber Selain itu, kita juga bisa mengurangi penggunaan barang-barang yang mudah rusak atau barang yang hanya sekali pakai dan beralih ke barang-barang yang lebih reusable. Contohnya, untuk membersihkan wajah dari debu atau make up, biasanya kita akan menggunakan kapas sekali pakai, kan? Nah, saat ini sudah tersedia lho, kapas yang bisa digunakan berkali-kali atau biasa disebut sebagai reusable cotton pads. Kapas ini bisa dicuci dan digunakan berulang kali, sehingga tidak banyak menimbulkan sampah dan tentunya kita bisa jadi lebih hemat juga karena kita jadi nggak perlu beli kapas terus-menerus. — Butuh contoh-contoh lainnya tentang daur ulang sampah? Coba tanya di Roboguru, yuk! Download aplikasi Ruangguru dan tanyakan pertanyaanmu terkait materi apa saja di Roboguru! Recycle Mendaur Ulang Apa sih yang dimaksud dengan daur ulang? Daur ulang atau recycle adalah proses pengolahan limbah menjadi barang baru yang memiliki manfaat dan bisa digunakan kembali. Paham, kan? Nah, terus apa saja ya contoh daur ulang itu? Contohnya, kalau kita punya kain perca atau kain-kain bekas yang biasanya berupa potongan dari kain utuh, bisa dijahit dengan kain perca lainnya menjadi gorden. Contoh lainnya yaitu plastik bungkus bekas makanan atau deterjen bisa dikumpulkan dan dijahit menjadi taplak meja anti air. Selain itu, kita juga bisa mengolah botol plastik bekas air mineral menjadi vas bunga atau wadah alat tulis. Bisa juga mengolah sedotan plastik dan kertas bekas menjadi hiasan berbentuk bunga. Botol bekas bisa direcycle menjadi vas bunga Sumber Oh iya, kamu tahu nggak sih di Tokyo, Jepang ada tempat pengumpulan dan daur ulang sampah anorganik lho, khususnya sampah kaca dan plastik. Jadi, pertama-tama, sampah-sampah anorganik dari berbagai wilayah di Tokyo dikumpulkan dan dibawa ke tempat pengolahan. Lalu, sampah-sampah tersebut akan dipilah sesuai jenisnya. Setelah dipilah, sampah kaca akan dihancurkan menggunakan mesin, sementara sampah plastik akan dipadatkan menggunakan mesin. Nah, sampah kaca yang sudah dipecahkan kemudian dikumpulkan dan didaur ulang menjadi bahan paving jalan atau kembali menjadi botol. Kalau sampah plastik yang telah dipadatkan akan diproses lebih lanjut, sehingga menjadi benang-benang fiber yang kemudian dapat dimanfaatkan menjadi pakaian. Baca juga Apa Saja Jenis-Jenis Interaksi dalam Ekosistem? Eits, sampah plastik juga bisa didaur ulang menjadi paving block, lho! Caranya adalah dengan melelehkan sampah plastik, lalu dicetak menjadi paving block. Meskipun terbuat dari sampah plastik, bentuk dan kekuatannya sama lho, seperti paving block pada umumnya. Tapi, paving block ini lebih ringan dan warnanya lebih terang. Wah, ternyata ada banyak cara kan, untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah! Kalau kamu sendiri, pernah mendaur ulang sampah juga nggak? Coba ceritain dong, di kolom komentar! Itu dia penjelasan tentang 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah. Teknik 3R ini juga bermanfaat dalam menghemat penggunaan sumber daya alam, lho! Selain itu, bisa juga untuk mendapatkan penghasilan, karena hasil dari daur ulang tadi bisa kita jual ke masyarakat. Nah, mulai sekarang, yuk lakukan teknik 3R ini! Jangan lupa juga untuk terus belajar bersama Master Teacher di ruangbelajar! Referensi Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta Erlangga. Sumber Gambar Gambar Tas Belanja’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022 Gambar Box Kardus’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022 Gambar Vas Bunga Recycle’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022 Gambar Tempat Pengumpulan dan Proses Daur Ulang di Tokyo’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022 Gambar Paving Block [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022 Gambar Sampah Plastik Daur Ulang’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Maret 2022
10cara penanganan lmbah cair. Limbah cair bisa di saring / difiltrsi unt memisahkan partikel tersusensi dari air. Flotasi merupakan proses penanganan limbah dengan cara membuang dan memisahkan partikel yang mengapung diatas permukaan air. Limbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda.TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Admin dlh 30 September 2019 137395 kali GIAT DLH Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain Penghasil Limbah B3 Pengumpul Limbah B3 Pengangkut Limbah B3 Pemanfaat Limbah B3 Pengolah Limbah B3 Penimbun Limbah B3 Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3. Gambar Limbah B3 Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-05/Bapedal/09/1995. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum fifty kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01l/Bapedal/09/1995. Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan dan ketentuan teknis pengangkutan. Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Peraturan pengangkutan yang menjadi acuan adalah peraturan pengangkutan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektifitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets MSDS yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang recycle, perolehan kembali recovery dan penggunaan kembali reuse limbah B3 yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai berikut Metode Pengolahan secara Kimia, Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap koloid, logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan termoplastik. Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur CaOH2, dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995. Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur CaOH2 atau natrium hidroksida NaOH dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > ten,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > nine,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [CrOH3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor FeSO4, SO2, atau Na2S2O5. Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam – garam besi. Adanya complexing agent, misalnya NTA Nitrilo Triacetic Acid atau EDTA Ethylene Diamine Tetraacetic Acid, menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan. Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium. Koagulasi dan Flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur sehingga memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi mahal. Metode Pengolahan secara Fisik Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan penyisihan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung. Penyaringan atau screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi clarification atau pemekatan lumpur endapan sludge thickening dengan memberikan aliran udara ke atas air flotation. Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran reverse osmosis biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa lainnya. Metode insinerasi atau pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengendalian agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Insinerator adalah alat untuk membakar sampah padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu syarat teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Ukuran, desain dan spesifikasi insinerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah. Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi. Insinerasi mengurangi book dan massa limbah hingga sekitar 90% volume dan 75% berat. Teknologi ini bukan solusi terakhir dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Kelebihan metode pembakaran adalah metode ini merupakan metode hemat uang di bidang transportasi dan tidak menghasilkan jejak karbon yang dihasilkan transport seperti pembuangan darat. Menghilangkan ten% dari jumlah limbah cukup banyak membantu mengurangi beban tekanan pada tanah. Rencana pembakaran waste-to-energy WTE juga memberikan keuntungan yang besar dimana limbah normal maupun limbah B3 yang dibakar mampu menghasilkan listrik yang dapat berkontribusi pada penghematan ongkos. Pembakaran 250 ton limbah per hari dapat memproduksi megawatt listrik sehari berharga $3 juta per tahun. Kerugian metode pembakaran adalah adanya biaya tambahan dalam pembangunan instalasi pembakaran limbah. Selain itu pembakaran limbah juga menghasilkan emisi gas yang memberikan efek rumah kaca. Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi atau heating value limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open up pit, unmarried chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit of measurement. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan. Metode Pengolahan secara Biologi Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di dalam ekosistem. Metode Pembuangan Limbah B3 Sumur dalam atau sumur injeksi deep well injection Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980. Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara. Landfilluntuk limbah B3 atau Secure Landfills Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam pulsate atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.
Dilansirdari Ensiklopedia, berikut cara pengolahan air limbah secara alami, kecuali IPAL. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. kolam anaerob adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain Penghasil Limbah B3 Pengumpul Limbah B3 Pengangkut Limbah B3 Pemanfaat Limbah B3 Pengolah Limbah B3 Penimbun Limbah B3 Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3. Gambar Limbah B3 Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-05/Bapedal/09/1995. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01l/Bapedal/09/1995. Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan dan ketentuan teknis pengangkutan. Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Peraturan pengangkutan yang menjadi acuan adalah peraturan pengangkutan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektifitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets MSDS yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang recycle, perolehan kembali recovery dan penggunaan kembali reuse limbah B3 yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai berikut Metode Pengolahan secara Kimia, Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap koloid, logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan termoplastik. Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur CaOH2, dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995. Gambar solidikasi/stabilisasi Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur CaOH2 atau natrium hidroksida NaOH dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [CrOH3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor FeSO4, SO2, atau Na2S2O5. Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam – garam besi. Adanya complexing agent, misalnya NTA Nitrilo Triacetic Acid atau EDTA Ethylene Diamine Tetraacetic Acid, menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan. Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium. Koagulasi dan Flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur sehingga memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi mahal. Metode Pengolahan secara Fisik Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan penyisihan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung. Penyaringan atau screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi clarification atau pemekatan lumpur endapan sludge thickening dengan memberikan aliran udara ke atas air flotation. Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran reverse osmosis biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa lainnya. Metode insinerasi atau pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengendalian agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Insinerator adalah alat untuk membakar sampah padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu syarat teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Ukuran, desain dan spesifikasi insinerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah. Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% volume dan 75% berat. Teknologi ini bukan solusi terakhir dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Kelebihan metode pembakaran adalah metode ini merupakan metode hemat uang di bidang transportasi dan tidak menghasilkan jejak karbon yang dihasilkan transport seperti pembuangan darat. Menghilangkan 10% dari jumlah limbah cukup banyak membantu mengurangi beban tekanan pada tanah. Rencana pembakaran waste-to-energy WTE juga memberikan keuntungan yang besar dimana limbah normal maupun limbah B3 yang dibakar mampu menghasilkan listrik yang dapat berkontribusi pada penghematan ongkos. Pembakaran 250 ton limbah per hari dapat memproduksi megawatt listrik sehari berharga $3 juta per tahun. Kerugian metode pembakaran adalah adanya biaya tambahan dalam pembangunan instalasi pembakaran limbah. Selain itu pembakaran limbah juga menghasilkan emisi gas yang memberikan efek rumah penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi atau heating value limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan. Metode Pengolahan secara Biologi Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di dalam ekosistem. Metode Pembuangan Limbah B3 Sumur dalam atau sumur injeksi deep well injection Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Gambar Sumur Injection Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980. Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara. Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk. sumber
GambarLimbah B3. Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya.
Berikut termasuk cara penanganan limbah secara sederhana, kecuali… A. Pengomposan B. Penumpukan - 11 Berikut termasuk cara penanganan limbah secara sederhana, kecuali ….. 12 Berikut yang bukan - PENGOLAHAN/PENANGANAN LIMBAH 11 Berikut termasuk cara penanganan limbah secara sederhana, kecuali ….. 12 Berikut yang bukan - Tugas e Pak Mardi IPA + jawaban Blog e Sadizt 11 Berikut termasuk cara penanganan limbah secara sederhana, kecuali ….. 12 Berikut yang bukan - Empat cara mengelola limbah masker dan APD selama pandemi COVID-19. Mana yang lebih efektif? Yuk, Mengolah Limbah Keras yang Ada di Rumah! - Direktorat SMP Penanganan Limbah Industri Pangan Tugas e Pak Mardi IPA + jawaban Blog e Sadizt PENGELOLAAN AIR LIMBAH Teknik Sipil Penanganan Limbah Industri Pangan Penanganan Limbah Industri Pangan Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil Dengan Sistem Lumpur Aktif Tahukah Kamu Cara Mengolah Limbah? KONSEP DASAR PENGOLAHAN LIMBAH - ppt download Penanganan Limbah Industri Pangan Soal Biologi Pengolahan Limbah Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban - Muttaqin id PENANGANAN LIMBAH. - ppt download PDF Pedoman Pengolahan Air Limbah Industri Pengolahan Ikan di Indonesia Penanganan limbah padat, ipa Dasar Pengelolaan Limbah Secara Fisik - e-Learning Sekolah … PENANGANAN LIMBAH. - ppt download PENGELOLAAN LIMBAH MAKANAN - ppt download Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob PDF PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA DENGAN SISTEM PENYARINGAN SEDERHANA Buatlah Sebuah Contoh Tindakan Dalam Pengolahan Limbah Lunak Anorganik - Barisan Contoh Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi F-Java Blog LIMBAH PADAT Pengelolaan limbah Industri padat - ppt download Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga Sanitasi Topik Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya Tujuan 1. Mahasiswa memahami sumber-sumber dan macam-macam limbah cair 2. Maha BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau Makalah pengolahan air limbah Pengertian Pengolahan limbah cair primer Soal IPA Kelas 11 SMA/MA/SMK 2021 dan Kunci Jawabannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau PENANGANAN LIMBAH Science Quiz - Quizizz Yang Kalian Harus Ketahui Tentang Pencemaran oleh Limbah Cair! - Indonesia Environment & Energy Center 5 Cara Mengolah Air Limbah Rumah Tangga - Adika Tirta Daya Penanganan Limbah Moral Science Quiz - Quizizz PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN TEKNIK DECOUPAGE DI DESA MEUNASAH MESJID PUNTEUT KEC. BLANG MANGAT KOTA LHOKSE Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil Dengan Sistem Lumpur Aktif Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis Empat cara mengelola limbah masker dan APD selama pandemi COVID-19. Mana yang lebih efektif? Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Grey Water dan Black Water - Adika Tirta Daya Jenis-jenis Pengolahan Limbah BAB II TINJAUAN PUSTAKA PengertianLimbah danLimbah Cair Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau Review 5 Pertanyaan Mengenai Pengolahan Limbah Cair Terpusat PDF Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob PENGHILANGAN AMONIAK DI DALAM AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSESMOVING BED BIOFILM REACTOR MBBR SOAL PRAKARYA KUIS 3 Life Skills Quiz - Quizizz Buatlah Sebuah Contoh Tindakan Dalam Pengolahan Limbah Lunak Anorganik - Barisan Contoh Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah Yang Kalian Harus Ketahui Tentang Pencemaran oleh Limbah Cair! - Indonesia Environment & Energy Center Untitled Empat cara mengelola limbah masker dan APD selama pandemi COVID-19. Mana yang lebih efektif? Pengertian Limbah Padat, Macam, Sifat, Sumber dan Pemrosesan KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3 BERDASARKAN UU NO 23 TAHUN 2014 Sapto Wahyono Fakultas Hukum Universita Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil Dengan Sistem Lumpur Aktif √ Cara Efektif Penanganan Limbah Padat Pembahasan Lengkap Pengertian Limbah Padat, Macam, Sifat, Sumber dan Pemrosesan Untitled MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH - ppt download Solusi Alternatif Pengolahan Limbah Tekstil Kalimantan - Institut Teknologi Kalimantan Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit 10 Cara Penanganan Limbah Cair - Indonesia Environment & Energy Center Pengertian Limbah Padat, Macam, Sifat, Sumber dan Pemrosesan Teknologi Milenial Pengurai Limbah Cair Teknologi Ilmu Pengetahuan Alam SMK - ppt download Metode Pengolahan Air Limbah Terbaik Contoh dan Manfaat - Sindunesia Apa Itu Limbah Medis dan Bagaimana Cara Menanganinya? KAJIAN TEKNIS PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DAN CAIR INDUSTRI TAHU KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 Pengolahan Limbah Cair, Metode Pengolahan Limbah Cair - Blog Operator Sekolah Pengertian Limbah Padat, Macam, Sifat, Sumber dan Pemrosesan Seberapa Pentingkah P3K di Tempat Kerja? - Synergy Solusi Indonesia KUALITAS LIMBAH DOMESTIK DAN PARTISIPASI MASYARAIU ..T YANG PEDULI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN PERMATA DEPOK KLASTER MIRAH 1DAN 2 Makalah pengolahan air limbah SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR “LIMBAH DAPUR” PT. PP – DSLNG PROJECT ” GREEN INOVATION. - ppt download PAPARAN 0 Pengolahan limbah cair industri tekstil dengan menggunakan kombinasi senyawa aktif tanaman dan arang aktif dari limbah kelapa Teknologi Pengolahan Air Limbah - Indonesia Environment & Energy Center PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS SERTA PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018 SKRI INOJR0605 MAMMINASATA ULANGAN HARIAN Kerajinan Bahan Limbah Lunak Quiz - Quizizz Analisis Perbandingan Biaya Pengelolaan Limbah Medis Padat Antara Sistem Swakelola dengan Sistem Outsourcing di Rumah Sakit Kank Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan Course Hero Limbah Anorganik Pengertian, Jenis, dan Cara Mengolah Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah 2 Cara Membuat Biogas Sederhana di Rumah, Hemat dan Mudah PDF Pedoman Pengolahan Air Limbah Industri Pengolahan Ikan di Indonesia PEMANFAATAN BIJI PEPAYA Carica papaya L. SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK NURUL HIDAYATI AIRUN Empat cara mengelola limbah masker dan APD selama pandemi COVID-19. Mana yang lebih efektif? Contoh Limbah Industri dan Cara Menanggulanginya - Indonesia Environment & Energy Center Kerajinan Bahan Limbah Keras Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Pengolahan Limbah Keras - Mobile Penanganan limbah Limbah merupakan sisa atau buangan proses produksi berupa cairan atau padatan dapat menyebabkan gangguan secara langsung maupun tidak. - ppt download
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut cara pengolahan air limbah secara alami, kecuali kolam anaerob. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Nama-nama senyawa di bawah ini yang sesuai dengan rumus kimianya adalah beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Berikuttermasuk dalam limbah keras organik, kecuali. 1 month ago. Komentar: 0. Dibaca: 180. Share. Like. Asked by wiki @ 02/08/2021 in Ekonomi viewed by 1060 persons. Asked by wiki @ 10/08/2021 in Ekonomi viewed by 1058 persons. Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ekonomi viewed by 976 persons.
.