Sebuahkisah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Gunung Kelud merupakan seputar kutukan keris Empu Gandring. Dalam literatur Jawa kuno, nama Mpu Gandring timbul di dalam Serat Pararaton . Pararaton berisi catatan mengenai raja-raja Jawa, terutamanya kerajaan Singosari (1222 - 1292) dan Majapahit (1293-1518) yang menguasai wilayah Jawa Timur.
Mpu Gandring Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Singosari. Asal-Usul Sunting Mpu Gandring berasal dari desa Lulumbang atau Palumbangan-Doko, dekat Wlingi-Blitar. Ia merupakan sahabat dari Bango Samparan ,ayah angkat Ken Arok. Dikisahkan dalam Pararaton bahwa Ken Arok berniat mencari senjata ampuh untuk membunuh majikannya, yaitu Tunggul Ametung akuwu Tumapel. Ia ingin memiliki sebilah keris yang dapat membunuh hanya sekali tusuk. Bango Samparan dari Karuman Garum-Blitar pun memperkenalkan Ken Arok pada Mpu Gandring. Untuk mewujudkan pesanan Ken Arok, Mpu Gandring meminta waktu setahun. Ken Arok tidak sabar. Ia berjanji akan datang lagi setelah lima bulan. Desa Lulumbang tempat tinggal Mpu Gandring diperkirakan saat ini berada di daerah Plumbangan-Doko, dekat Wlingi Blitar. Tempat pembuatan keris tersebut sampai sekarang masih bisa ditemukan di dukuh Pandean-Wlingi-Blitar. Di kemudian hari setelah Ken Arok menjadi raja, sebagai penebus kesalahannya, Ken Arok menjadikan desa Lulumbang atau Palumbangan menjadi daerah bebas pajak. Pintu gerbang masuk wilayah Palumbangan ini pernah diperbaiki era Majapahit, yang sampai sekarang dikenal dengan Candi Plumbangan Sukatman, 2012 . Kutukan Mpu Gandring Sunting Lima bulan kemudian, Ken Arok benar-benar datang menemui Mpu Gandring. Ia marah melihat keris pesanannya baru setengah jadi. Karena marah, keris itu direbut dan digunakan untuk menikam dada Mpu Gandring. Meskipun belum sempurna, namun keris itu mampu membelah lumpang batu milik Mpu Gandring. Mpu Gandring pun tewas terkena keris buatannya sendiri. Namun ia sempat mengutuk kelak keris tersebut akan merenggut nyawa tujuh keturunan Ken Arok, termasuk Ken Arok sendiri. Ken Arok kembali ke Tumapel untuk membunuh dan merebut kedudukan Tunggul Ametung. Rekan kerjanya yang bernama Kebo Hijo dijadikan kambing hitam segera dihukum mati menggunakan keris yang sama. Ken Arok sendiri akhirnya tewas oleh Anusapati putra Tunggul Ametung. Pengarang Pararaton mengisahkan adanya pembunuhan susul menyusul sejak Tunggul Ametung yang beberapa di antaranya terkena keris buatan Mpu Gandring. Mereka yang tewas terkena keris pusaka tersebut adalah Mpu Gandring, Tunggul Ametung, Kebo Hijo, Ken Arok, pembantu Anusapati, dan terakhir Anusapati sendiri. Sedangkan Tohjaya dikisahkan mati terkena tusukan tombak. Rupanya pengarang Pararaton kurang teliti dalam mewujudkan kelanjutan kutukan Mpu Gandring. Dari tujuh keturunan Ken Arok termasuk dirinya ternyata hanya Ken Arok saja yang mati oleh keris itu. Adapun Anusapati adalah anak tiri, sedangkan Tohjaya meskipun anak kandung namun kematiannya akibat tertusuk tombak Bukan Kena Keris Mpu Gandring. - Pergeseran Makna Sunting Gelar mpu atau empu merupakan gelar Nusantara asli yang kini identik dengan istilah untuk profesi pembuat keris. Padahal sebenarnya tidak demikian. Mpu sendiri artinya penguasa atau majikan atau pemilik. Kata ini masih dijumpai dalam bahasa Indonesia, misalnya, Buku ini mpu-nya siapa?, yang kemudian bergeser menjadi Buku ini punya siapa?. Pada zaman Kerajaan Medang, pengguna gelar mpu tidak harus laki-laki. Misalnya, permaisuri Mpu Sindok menurut data-data prasasti bernama Mpu Kebi. Pada zaman Singhasari dan Majapahit, gelar mpu hanya dipakai oleh golongan terhormat namun bukan bangsawan, dan itu hanya berlaku untuk laki-laki, misalnya Mpu Nambi atau Mpu Sora. Pada zaman Kesultanan Mataram gelar mpu tergeser oleh gelar kyai. Gelar mpu kemudian hanya dipakai oleh para pembuat senjata saja, dan ini diperkirakan berasal dari popularitas tokoh Mpu Gandring dalam Pararaton atau Empu Supa dari naskah-naskah babad. SUMUR Kepustakaan Sunting Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah "Mitos Asal-usul Ken Arok-Raja Singasari Kajian Tradisi Lisan". Laporan Penelitian. Jember FKIP Universitas Jember. Jangan Lupa Gan Cendolnya!! Plees jangan timpuk ame bata yach! 25-04-2017 0355 itu foto aslinya gan 20-05-2017 1523 Aktivis Kaskus Posts 677 Pisau dapur gw juga sakti, perut laper bisa jadi kenyang. 20-05-2017 1728 Kaskus Addict Posts 3,161 Buat ngupas bawang bisa gak? 30-05-2017 0507 Kaskus Addict Posts 1,589 berarti kutukan mpu gandring g kena dong ya.. kan katnya 7 turunan. 01-06-2017 1331 QuoteOriginal Posted By dafuga►berarti kutukan mpu gandring g kena dong ya.. kan katnya 7 turunan. Emang ente turunan keberapa gan??? 04-06-2017 1247 QuoteOriginal Posted By 4thLeavesClover►Pisau dapur gw juga sakti, perut laper bisa jadi kenyang. Yoa...!!apalagi pisaunya siotong,bisa bikin anak orang kenyang 9 bulan dicoba gan...!! 04-06-2017 1250 Kaskus Addict Posts 2,824 itu keris dimaharin ga gan? 04-06-2017 1955 Kaskus Addict Posts 1,589 QuoteOriginal Posted By dulcharem►Emang ente turunan keberapa gan??? ane keturunan ke 8 gan 05-06-2017 0455 Kaskus Addict Posts 1,402 QuoteOriginal Posted By dulcharem► Yoa...!!apalagi pisaunya siotong,bisa bikin anak orang kenyang 9 bulan dicoba gan...!! duduls -D 23-06-2017 2136 Diubah oleh s4m33ns 28-07-2017 0304 QuoteOriginal Posted By dulcharem► iya... tapi benda yang ente upload ini tidak memenuhi syarat untuk disebut keris boss... ini belati cetakan yang berbentuk mirip keris... untuk disebut sebagai keris itu harus memenuhi kriteria tertentu sesuai pakem... hasil tempaan... bukan cetakan seperti yang di gambar mempunyai pamor... yang didapat dari lipatan lipatan besi yang di tempa terdiri dari dua bagaian yang disatukan... bagaian wilah dan gonjo dll etc... sesuai pakem hal ikwal tentang keris Nusantara... kalau benda dalam gambar ini tidak mewakili keris... tidak bisa disebut keris... banyak dijual di klitikan... benda benda pajangan... lebih baik ente belajar dulu tentang keristologi. sebelum bikin trit seperti ini... perbaiki trit nya ya bosss... coba ente ganti gambar yang diatas.. dengan gambar keris yang beneran ya bosss..... kalau kesulitan mendapat literature baku keris... salah satunya bisa didapat di sini... untuk pengenalan keris 28-07-2017 0253 Diubah oleh s4m33ns 28-07-2017 0337 Kaskus Addict Posts 1,157 Ane pernah di ceritain temen, dia mau narik keris empu gandring dan ternyata pemiliknya masih ken arok. Alih2 mau merebut khodam dia yg jarak bisa di bilang 15m masih kepotong telinganya dengan sekali tebas oleh keris itu padahal khodam nya sdh mengelak. Percaya atau tidak silahkan. Hanya saja keris empu gandring memang hanya untuk mencelakai / menghabisi. 28-07-2017 0720 QuoteOriginal Posted By polyglot►Ane pernah di ceritain temen, dia mau narik keris empu gandring dan ternyata pemiliknya masih ken arok. Alih2 mau merebut khodam dia yg jarak bisa di bilang 15m masih kepotong telinganya dengan sekali tebas oleh keris itu padahal khodam nya sdh mengelak. Percaya atau tidak silahkan. Hanya saja keris empu gandring memang hanya untuk mencelakai / logika dan perasaanmu... Teman ente itu sedang berbohong tidak... Gan?? 30-07-2017 0111 Kaskus Addict Posts 1,157 QuoteOriginal Posted By s4m33ns► Menurut logika dan perasaanmu... Teman ente itu sedang berbohong tidak... Gan?? Ngak, kalo masalah yg dia hadapi ken arok atau bukan ane ragu. Tapi kalo berbohong ngak. Dia termasuk sakti. Dan dah saya menyaksikan kesaktiannya. Seandainya dia dalam keadaan suci bersihlah. Cuma ngeliat doang jin bisa ngelebur pernah ia gunain. Pernah buka gerbang yg isinya api semua. Punya pedang zulfikar. Edit setelah saya teliti menurut saya benar ken arok 30-07-2017 0908 Kaskus Addict Posts 1,236 btw ken arok udh masuk sejarah apa mitos sih. Padahal udh ada kitab pararaton yak. kok pake kata2 "konon" jadi kesan nya masih simpang siur. 30-07-2017 1013 QuoteOriginal Posted By polyglot► Ngak, kalo masalah yg dia hadapi ken arok atau bukan ane ragu. Tapi kalo berbohong ngak. Dia termasuk sakti. Dan dah saya menyaksikan kesaktiannya. Seandainya dia dalam keadaan suci bersihlah. Cuma ngeliat doang jin bisa ngelebur pernah ia gunain. Pernah buka gerbang yg isinya api semua. Punya pedang zulfikar. Edit setelah saya teliti menurut saya benar ken arokOOO.... Gitu ya... Dia sampai sampai punya pedang Zulfikar ya gan... coba tanyakan gan... apa dia pernah ketemu dengan para guru guru sakti dari negeri morronia ??? 30-07-2017 1330 Diubah oleh s4m33ns 30-07-2017 1920 Korbanpertama dari Keris Mpu Gandring adalah Mpu Gandring sendiri yang ditikam oleh Ken Arok. Mpu Gandring tewas ditikan dengan senjata buatannya sendiri, senjata memakan tuannya. Korban yang kedua adalah Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel suami pertama dari Ken Dedes, yang dibunuh oleh Ken Arok. Korban ketiga adalah Kebo Hijo (Kebo Ijo) yang sial dan
Keris Mpu Gandring Ditemukan Mpu Gandring Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Singosari. Keris Mpu Gandring Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok. Keris Mpu Gandring Ditemukan Bagi anda yang berminat untuk memahar Keris Pusaka Sepuh Asli, Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut. Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji karena sarung keris itu belum selesai dibuat selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni Bagi anda yang berminat untuk memahar Keris Pusaka Sepuh Asli, Terbunuhnya Tunggul Ametung Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel cikal bakal Singhasari yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar "Dandang Gendis" raja terakhir kerajaan ini. Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia". Keris Mpu Gandring Ditemukan Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu Terbunuhnya Ken Arok Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya, memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari. Keris Mpu Gandring Ditemukan Bagi anda yang berminat untuk memahar Keris Pusaka Sepuh Asli, Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan. Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat ceceran darah pada keris tersebut, ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar suara ghaib dari dalam keris tersebut yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris tersebut melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan merancang pembunuhan tersebut, tiba-tiba keris tersebut berada di tangan Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut bahasa sekarang, bertugas sebagai "eksekutor" terhadap Ken Arok. Tugas itu dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan dengan keris itu. Keris Mpu Gandring Ditemukan Bagi anda yang berminat untuk memahar Keris Pusaka Sepuh Asli, Terbunuhnya Anusapati Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. Karena Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas. Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring tersebut dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Anusapati. Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal. Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya. Keris Mpu Gandring Ditemukan Bagi anda yang berminat untuk memahar Keris Pusaka Sepuh Asli, 7 Turunan Ken Arok Keris Mpu Gandring ini menurut beberapa sumber spritual sebenarnya tidak hilang. Dalam arti hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadaannya. Pada bagian ini tak hendak membahas masalah itu. Pada bagian ini hendak mengajak para pembaca untuk sejenak menganalisa "keampuhan" atau "tuah" dari keris itu maupun pembuatnya Mpu Gandring. Di akhir hayatnya di ujung keris buatannya sendiri, Mpu Gandring mengutuk Ken Arok, bahwa keris itu akan menelan korban tujuh turunan dari Ken Arok. Sekarang marilah kita hitung. Dalam sejarah ataupun legenda yang kita ketahui, ternyata hanya ada 6 enam orang yang terbunuh oleh Keris Mpu Gandring Mpu Gandring, Sang Pembuat Keris. Kebo Ijo, rekan Ken Arok. Tunggul Ametung, Penguasa Tumapel saat itu. Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari. Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok Anusapati, Anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok. Tohjaya, putera Ken Arok dari selirnya Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini, namun terluka oleh lembing, dan akhirnya tewas karena luka-lukanya. Satu lagi yang terakhir adalah KEN DEDES yang mati oleh keris itu.
MpuGandring Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Singosari. Asal-Usul Sunting Mpu Gandring berasal dari desa Lulumbang atau Palumbangan-Doko, dekat Wlingi-Blitar. Ia merupakan sahabat dari Bango Samparan ,ayah angkat Ken Arok.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam sejarahnya, Mpu Gandring ini meninggal karena ditikam oleh Ken Arok dengan keris buatannya sendiri. Sebelum meninggal, Mpu Gandring ini mengutuk Ken Arok bahwa nantinya 7 keturunan Ken Arok, termasik Ken Arok sendiri akan terbunuh oleh keris tersebut. Benarkan kutukan itu terwujud? Mari kita simak catatan sejarah, orang yang menjadi korban dibunuh dengan keris Mpu Gandring ini adalah secara berturut-turut adalah sebagai berikut Korban pertama dari Keris Mpu Gandring adalah Mpu Gandring sendiri yang ditikam oleh Ken Arok. Mpu Gandring tewas ditikan dengan senjata buatannya sendiri, senjata memakan tuannya. Korban yang kedua adalah Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel suami pertama dari Ken Dedes, yang dibunuh oleh Ken ketiga adalah Kebo Hijo Kebo Ijo yang sial dan dibunuh oleh Ken keempat adalah Ken Arok yang dibunuh oleh Ki Pengalasan atas perintah Anusapati. Anusapati ini adalah anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes yang membalaskan kematian kelima adalah Ki Pengalasan yang dibunuh oleh Anusapati untuk menghilangkan jejak, membungkam selamanya sang pelaku agar dirinya lepas dari tuduhan sebagai dalang pembunuhan. Korban keenam adalah Anusapati yang dibunuh oleh Tohjoyo. Tohjoyo ini anak Ken Arok dari Ken Umang. Setelah Anusapati, tidak ada korban lagi akibat dibunuh dengan Keris Mpu enam korban diatas, hanya Ken Arok dan Anusapati saja yang masih terhitung kerabat, itupun hubungannya sebagai ayah tiri atau anak tiri, tidak ada hubungan darah sama sekali. Jadi dengan demikian kutukan Mpu Gandring ini hanya memakan korban Ken Arok pandangan saya, kutukan Mpu Gandring ini tidak terjadi dikarenakan keris yang dibawa Ken Arok itu bukan keris yang dipakai untuk membunuh Mpu Gandring, melainkan keris milik Mpu Gandring pribadi. Keris yang dipakai untuk membunuh Mpu Gandring yang disebut sebagai keris yang belum jadi itu dibuang untuk menghilangkan jejaknya sebagai pembunuh. Jadi itu keris yang berbeda antara yang dipakai untuk membunuh dan yang dibawa untuk selanjutnya dipinjamkan kepada Kebo ini juga didasarkan atas cerita sejarah yang mengatakan bahwa Kebo Hijo itu bangga dan pamer jika memiliki keris yang bagus. Keris yang bagus tentunya baik dari segi ujud maupun hiasan pamor yang ada dipermukaannya, dan juga sekaligus sarung warangkanya benar-benar sudah jadi semprna sedemikian rupa sehingga benar-benar layak disebut keris yang bagus. Kalau keris belum jadi, apanya yang bisa dipamerkan dan dibuat bangga? Sumber gambar pawon, November 2015. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Nogososro merupakan jenis dhapur keris legendaris yang masih diburu oleh para kolektor dan penggemarnya. Bentuknya dangat indah dengan 13 luk dan ciri khas gandhik berbentuk kepala naga bermahkota Narpati, lengkap dengan badan bersisik dan menghiasi sepanjang bilah keris dari pangkal hingga ujung. Keris Nogososro dihiasi dengan kinatah emas yang menghiasi mulut naga yang Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam sejarahnya, Mpu Gandring ini meninggal karena ditikam oleh Ken Arok dengan keris buatannya sendiri. Sebelum meninggal, Mpu Gandring ini mengutuk Ken Arok bahwa nantinya 7 keturunan Ken Arok, termasik Ken Arok sendiri akan terbunuh oleh keris tersebut. Benarkan kutukan itu terwujud? Mari kita simak catatan sejarah, orang yang menjadi korban dibunuh dengan keris Mpu Gandring ini adalah secara berturut-turut adalah sebagai berikut Korban pertama dari Keris Mpu Gandring adalah Mpu Gandring sendiri yang ditikam oleh Ken Arok. Mpu Gandring tewas ditikan dengan senjata buatannya sendiri, senjata memakan tuannya. Korban yang kedua adalah Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel suami pertama dari Ken Dedes, yang dibunuh oleh Ken ketiga adalah Kebo Hijo Kebo Ijo yang sial dan dibunuh oleh Ken keempat adalah Ken Arok yang dibunuh oleh Ki Pengalasan atas perintah Anusapati. Anusapati ini adalah anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes yang membalaskan kematian kelima adalah Ki Pengalasan yang dibunuh oleh Anusapati untuk menghilangkan jejak, membungkam selamanya sang pelaku agar dirinya lepas dari tuduhan sebagai dalang pembunuhan. Korban keenam adalah Anusapati yang dibunuh oleh Tohjoyo. Tohjoyo ini anak Ken Arok dari Ken Umang. Setelah Anusapati, tidak ada korban lagi akibat dibunuh dengan Keris Mpu enam korban diatas, hanya Ken Arok dan Anusapati saja yang masih terhitung kerabat, itupun hubungannya sebagai ayah tiri atau anak tiri, tidak ada hubungan darah sama sekali. Jadi dengan demikian kutukan Mpu Gandring ini hanya memakan korban Ken Arok saja. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya KERISEmpu Gandring, pusaka yang konon katanya terbuat dari bongkahan meteor yang jatuh dari langit. Keris ini dibuat oleh Empu Gandring, yang menjadi salah satu keris sakti seiring berdirinya Kerajaan Singasari. Seperti dilansir dari Sindonews, kala itu, Ken Arok meminta Empu Gandring memuat keris dalam satu malam. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Ll-Rq0cgh91ykG2Fl5xxEu-HMHd7eH2KOVLgKYLnX_iU2FhMy-iDkA== KerisMpu Gandring ini menurut beberapa sumber spritual sebenarnya tidak hilang. Dalam arti hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadaannya. Pada bagian ini tak hendak membahas masalah itu. Pada bagian ini hendak mengajak para pembaca untuk sejenak menganalisa "keampuhan" atau "tuah" dari keris itu maupun pembuatnya (Mpu Gandring). 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID drr1RHomKRwezHHTlaTRF_dt2vygJM2fxDQzb7W6KMekVGmyqVqk_Q==

KerisJalak Ngore PB IV Pamor Segoro Muncar Meteor Prambanan Keris Jalak Ngore PB IV Pamor Segoro Muncar Meteor Prambanan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Ngore Pamor (motif lipatan besi) : Segoro Muncar Bahan Meteor Prambanan (bahan pamor meteor prambanan memiliki ciri warna pamor yang tidak terlalu cerah dan tidak terlalu pudar, terkesan adem jika dipandang) "dibagian bawah gonjo

Cerita Kisah Sejarah Keris Empu Gandring Dan Pedang Naga PuspaEmpu Gandring Dan Naga Puspa – Misteri Gunung Kelud tidak jauh dengan legenda yang menyertainya. Sebuah kisah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Gunung Kelud merupakan seputar kutukan keris Empu literatur Jawa kuno, nama Mpu Gandring timbul di dalam Serat Pararaton . Pararaton berisi catatan mengenai raja-raja Jawa, terutamanya kerajaan Singosari 1222 – 1292 dan Majapahit 1293-1518 yang menguasai wilayah Jawa Timur. Komponen awal Pararaton menyebutkan kisah raja pertama Singosari, merupakan Ken Angrok yang memerintah cuma lima tahun 1222-1227.Ken Angrok, atau ada pula yang menyebutnya Ken Arok, lahir di Singosari pada 1182 dan wafat pada 1227. Ken Angrok dilahirkan oleh seorang wanita bernama Ken Endog yang memiliki pasangan bernama Brahmin Gajahpura dari Kediri [2]. Versi lain menyatakan bahwa Ken Angrok tidak memiliki ayah sebab dia merupakan titisan lantas Syiwa. Sebab ibunya malu seandainya diketahui melahirkan buah hati tanpa ayah, maka bayi Ken Angrok diletakkan semacam itu saja di kuburan atau tepi sungai. Seorang antagonis bernama Bango Samparan, diketahui juga dengan nama Lembong, tidak sengaja mendengar tangisan bayi Ken Angrok. Bango Samparan kemudian memungut bayi itu. Ketika Ken Endog mendengar bahwa Bango Samparan memungut si kecilnya, Ken Endog kemudian menemui Bango Samparan. Mereka berdua kemudian bersama-sama membesarkan Ken beranjak dewasa, Ken Angrok gemar mencuri dan berjudi. Tetapi pada suatu hari, dia secara kebetulan berjumpa dengan seorang pendeta brahmana bernama Dang Hyang Lohgawe. Lohgawe kemudian menyarankan agar Ken Angrok bekerja saja di Tumapel. Di Tumapel, Lohgawe akan menyajikan Angrok terhadap Tunggul Ametung, dan mengusulkan agar Angrok diwujudkan tangan kanan. Tak berapa lama, Angrok sudah bekerja sebagai tangan kanan Tunggul Ametung memiliki seorang istri yang kecantikannya betul-betul termasyhur di Tumapel. Namanya Ken Dedes. Ken Dedes merupakan buah hati seorang pertapa Buddha bernama Mpu Purwa. Suatu hari, Ken Dedes yang sedang hamil memandu Tunggul Ametung mengunjungi suatu desa. Ketika turun dari kereta, kain yang dipakai Ken Dedes tersingkap, dan Ken Angrok yang ketika itu memandu mereka tidak sengaja memandang betis dan rahasianya. Lantas itu, jatuh cintalah Ken Angrok terhadap Ken kejadian itu, niat Ken Angrok untuk mempersunting Ken Dedes semakin bergejolak. Tetapi, dia berpikir bahwa tidak ada sistem lain untuk menerima Ken Dedes kecuali dengan membunuh Tunggul Ametung. Ketika menyajikan niat ini terhadap Lohgawe, Ken Angrok lantas merasa tidak Nrimo sebab niatnya itu tidak memperoleh restu dari Lohgawe. Sebab itu, Ken Angrok kemudian pergi menemui ayah angkatnya Bango Samparan di Karuman. Bango Samparan memberi restu terhadap niat Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung, dan berkatalah dia terhadap Ken AngrokBaiklah seandainya demikian saya akan memberikan restu bahwa kamu akan menusukkan keris terhadap Tunggul Ametung dan mengambil istrinya itu. Tetapi cuma saja, anakku Angrok, akuwu [Tunggul Ametung] itu sakti; mungkin [akuwu] tidak akan terluka seandainya kamu menikamnya dengan keris yang kurang Samparan kemudian memberi usulanSaya punya seorang kawan, seorang pintar keris di Lulumbang. Namanya Mpu Gandring. Keris buatannya bertuah; tidak ada orang yang tidak mempan terkena keris buatannya; tidak perlu dua kali ditusukkan. Hendaknyalah kamu menyuruhnya membuatkan sebuah keris. Apabila keris itu sudah selesai, dengan keris itulah kamu hendaknya membunuh Tunggul Ametung secara di atas menyiratkan bahwa Ken Angrok belum pernah mengenal nama Mpu Gandring. Situasi ini memberikan dua arti. Pertama, bahwa reputasi Mpu Gandring sebagai pembuat keris bertuah kurang diketahui secara luas, malahan oleh sosok Ken Angrok yang dulunya mungkin cukup sociable sebab kegemarannya berjudi, dan dilanjutkan tinggal di lingkungan Tumapel, wilayah yang lebih besar dan maju. Kedua, sosok Mpu Gandring sendiri boleh jadi samar obscured sebab dia kemungkinan sengaja menjauh dari keramaian dengan alasan yang bersifat asketisme. Dalam hal ini, Mpu Gandring sendiri kemungkinan juga merupakan seorang sosok Mpu Gandring kurang jelas, sebuah novel karangan Arswendo Atmowiloto berjudul Senopati Pamungkas [3] menyebutkan bahwa Mpu Gandring memiliki nama asli Kiai Sumelang Gandring. Mpu Gandring merupakan keturunan para pembuat keris yang menuntut ilmu hingga ke Jawa Barat. Diceritakan pula bahwa Mpu Gandring memiliki 12 orang murid yang kesemuanya memakai sebutan “Gandring”.Setelah menemui ayah angkatnya itu, Ken Angrok kemudian pergi ke Lulumbang untuk menemui Mpu Gandring. Dalam novel Gajah Mada karangan Langit Kresna Hariadi, Lulumbang diketahui pula dengan nama Sapih LumbangDari Tongas, akan menonjol ketinggian Bromo. Bromo senantiasa dikemuli halimun tebal sehingga acap kali tidak jelas, kecuali di musim kemarau. Menjelang Bromo atau lebih kurang dua tabuh waktu yang dibutuhkan dengan berkuda, di sanalah letak sebuah daerah yang betul-betul cantik. Tempat itu bernama Sapih atau orang juga menyebutnya Lumbang … apa Sapih Lumbang ada kaitannya dengan Lulumbang? Lulumbang tentu bukan nama sembarangan sebab di sanalah seorang empu pembuat keris pernah memasuki Bromo’ bisa diartikan betul-betul dekat dengan gunung Bromo padahal frasa ini sulit dievaluasi. Oleh sebab itu, frasa dua tabuh’ perlu didefinisikan terutamanya dahulu. Apabila diasumsikan bahwa kecepatan berjalannya kuda menuju ke daerah yang cantik’ yang secara relatif diartikan sebagai perbukitan dengan panorama cantik merupakan 2 km/jam sebab jalur menanjak maka jarak 25 km bisa ditempuh dalam waktu jam. Jarak ini merupakan jarak antara Tongas dengan Lumbang masa sekarang. Satu tabuh diartikan sebagai penanda fajar hingga tengah hari, dan tengah hari menuju senja, yang masing-masing merupakan 6 jam. Perlu diingat bahwa ada dua desa Lumbang, merupakan Lumbang 1 dan Lumbang 2 di wilayah Pasuruan. Lumbang 1 inilah yang berjarak 25 km dari Tongas, berada dekat dengan Bromo dan berada di mulut pegunungan Tengger. Lokasi desa Lumbang 1 bisa dilihat pada peta di bawah satelit provinsi Jawa Timur lokasi desa Lumbang 1 Sumber google mapKen Angrok kemudian berjumpa Mpu Gandring di Lulumbang. Ken Angrok berkata terhadap Mpu GandringTuankah barangkali yang bernama Gandring itu? Hendaknyalah hamba dibuatkan sebilah keris yang bisa selesai dalam waktu lima bulan, akan datang kebutuhan yang patut hamba waktu lima bulan ini dirasa terlalu kencang oleh Mpu Gandring. Dia mengatakan bahwa dibutuhkan waktu satu tahun untuk menuntaskan sebilah keris bertuah. Dalam cerita rakyat yang lain, tenggat waktunya bukan lima bulan, tetapi 40 hari. Mpu Gandring mengatakanJangan lima bulan itu. Apabila kamu mengharapkan yang baik, kaprah-kaprah satu tahun baru selesai. Keris akan baik dan matang Ken Angrok memaksaNah, biar bagaimana mengasahnya, cuma saja, hendaknya keris itu diselesaikan dalam lima hasil perhitungan sederhana, penulis memperkirakan bahwa keris Mpu Gandring diwujudkan selama tujuh bulan. Berikut sistem perhitungannyaPararaton menyebutkan bahwa Ken Dedes sedang hamil ketika Ken Angrok memandangnya untuk pertama kali. Seorang perempuan umumnya menonjol jelas hamil ketika kehamilannya menginjak 3-4 bulan. Pararaton juga menyebutkan bahwa sesudah Tunggul Ametung terbunuh oleh keris Mpu Gandring, buah hati Tunggul Ametung dari hasil perkawinannya dengan Ken Dedes itu lahir. Dengan asumsi bahwa kelahirannya normal tidak prematur, dengan batas maksimum 10 bulan, maka lama pembuatan keris maksimum merupakan 7 = masa kehamilan Ken Dedes hingga melahirkan = 10 bulan maksy2 = bulan kehamilan ketika Ken Angrok memandang Ken Dedes = 3 bulan kehamilan menonjol jelasy1 – y2 = 7 bulanLima atau tujuh bulan berlalu dan Ken Angrok datang lagi mengunjungi Mpu Gandring untuk mengambil keris orderannya. Mpu Gandring ternyata belum menuntaskan kerisnya. Keris itu digambarkan punya hulu kayu cangkring yang masih berduri, belum dikasih perekat, masih kasar. Sebab tidak sabar, Ken Angrok mengambil keris yang tengah diasah oleh Mpu Gandring, lalu menikamkannya ke tubuh Mpu Gandring. Keris itu betul-betul sakti menurut ilustrasi Pararaton berikutLalu diletakkan [keris itu] pada lumpang batu daerah air asahan, lumpang berbelah menjadi dua; diletakkan pada landasan penempa, juga ini berbelah menjadi menemui ajalnya, Mpu Gandring menyumpahi Ken AngrokNak Angrok, kelak kamu akan mati oleh keris itu; buah hati cucumu akan mati sebab keris itu juga; tujuh orang raja akan mati sebab keris Mpu Gandring teknologi canggih abad ke-13Keris Mpu Gandring kemungkinan merupakan hasil dari aplikasi teknologi laminasi logam pertama kali di Jawa Kuno. Keris hal yang demikian mirip dengan keris nomor 3 pada gambar di bawah. Keris nomor 3 diwujudkan antara abad ke-13 dan 14 [5]. Keris Mpu Gandring dikatakan memiliki pamor padahal kurang jelas pula gambar pamor yang seperti apa. Keris nomor 3 juga memiliki pamor gambar daun. Keris nomor 3 ini, seperti yang dijelasakan dalam Ref. merupakan aplikasi teknologi laminasi keris pertama kali. Ini berarti bahwa di dalam besinya terdapat inti core yang terbuat dari nikel. Lapisan nikel ini dijepit oleh besi dengan profil U’ kemudian ditempa. Efek dari pemberian nikel ini merupakan meningkatkan ketahanan terhadap korosi sekaligus menambah kelenturan. Pembaca juga bisa mempelajari lebih jauh deskripsi progres pembuatan keris pada masa modern dalam rujukan [6]. Dalam buku itu disebutkan bahan-bahan membuat keris, merupakan besi 12-18 kg, baja 600 gr dan bahan pamor, misal nikel 125 gram.Ragam keris yang diwujudkan pada jaman Jawa KunoAda sebuah pendapat bahwa keris Mpu Gandring memiliki daya mekanik yang baik, lebih baik dari keris-keris lainnya. Kunci dari daya itu terletak pada progres pembuatan keris. Ketika keris selesai dipanaskan Mpu Gandring memasukkan keris yang masih panas itu ke sebuah wadah yang berisi racun ular. Progres pemberian racun ular terhadap keris dinamakan warangan. Konon, racun ular bisa menolong progres pendinginan quenching dan meningkatkan kandungan karbon di dalam logam. Selain racun ular, racun lain yang umumnya dipakai untuk warangan keris berasal dari bangkai ular tanah, bangkai ular kobra, dan bangkai katak katak kerok.Keris jadi lebih getas dan tidak mudah berdeformasi sebab adanya peningkatan kandungan karbon di dalam keris. Progres pemberian racun pada keris yang lewat progres pembakaran umumnya berlangsung di bulan Suro. Pemberian racun pada keris semata-mata cuma bertujuan untuk menambah kesanggupan lahiriah semata. Tetapi demikian, lahiriah dari keris seandainya terlalu acap kali di-warang-i juga akan rapuh. Progres pemberian racun ular terhadap keris dikerjakan sebagai berikut [lihat laman Ki Cancut]baca juga Doa NurbuatKeris dipisahkan dari gagang dan warangka. Keris dipanaskan pada tungku api. Keris dimasukan kedalam bubuk racun pada kondisi panas dan dikerjakan sebagian kali untuk menambah racun atau memperkuat racun hal yang demikian. Pada ketika keris berada dalam kondisi panas, maka seandainya dimasukkan pada bubuk racun, maka akan mengabsorpsi racun hal yang demikian hingga menyatu pada batang warangan dikerjakan pada senjata para pendekar dan para prajurit dalam menghadapi musuh agar pada ketika bertempur dengan goresan luka yang sedikit saja keris itu cakap menimbulkan efek yang mematikan. Pada ketika terjadi perang pengorbanan melawan Belanda, hal ini dirasa cakap mengimbangi daya musuh yang pada ketika itu berupa senjata terlalu banyak racun yang dikasih terhadap keris maka akan menghasilkan keris hal yang demikian rapuh dan keropos. Pun seandainya kadar racun sudah lewat batas kewajaran akan mengakibatkan udara sekitar tercemari oleh racun pada keris pada ketika keris berada di luar kerangkannya. Dampak yang bisa terjadi merupakan keracunan ringan berupa pusing atau muntah-muntah. Sehingga seandainya mengerjakan warangan, maka sang empu patut mengenal berapa besar kadar racun yang sudah berada dalam keris dan berikutnya menetapkan akan dikasih lagi racun atau keris sesudah dikerjakan warangan, maka warna permukaan keris akan menjadi bersih dan berwarna metalik gelap logam putih dan pada permukaannya akan menonjol rongga-rongga yang betul-betul kecil. Eksistensi keris Mpu Gandring masih menjadi misteri hingga sekarang. Mitos mengenai keberadaannya menghasilkan kisah yang menarik enthralling stories, seperti yang ditulis dalam Ref. . Ada sebagian versi cerita mengenai keberadaannyaUntuk menghindari perselisihan berdarah, Keris Mpu Gandring dibuang ke Laut Jawa dan berubah menjadi naga Keris Mpu Gandring secara misterius menghilang, atau jatuh ke tangan orang penting dalam pemerintahan Keris Mpu Gandring ditanam di dalam Candi Anusapati atau Candi Trampil di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa TimurDalam tiap petualangannya, Arya Kamandanu senantiasa ditemani oleh pedang pusakanya bernama pedang Naga Puspa ciptaan gurunya, Mpu mulanya pedang pusaka ini diwujudkan untuk Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Mongolia sebagai tebusan atas diri Ranubhaya sebagai tawanan kerajaan. Tetapi pedang ini malahan menjadi rebutan pejabat kerajaan. Demi menyelamatkan pedang hal yang demikian dari orang-orang yang berwatak jahat, pedang pusaka hal yang demikian hasilnya diserahkan terhadap pasangan pendekar suami-istri bernama Lo Shi Shan dan Mei pendekar ini hasilnya menjadi buronan dan menjadi pelarian hingga terdampar ke Tanah Jawa. Sesampainya di Tanah Jawa, pedang ini malahan menjadi rebutan oleh banyak pendekar jahat. Lo Shi Shan tewas, pedang malahan beralih ke tangan Mei Shin. Mei Shin malahan hidup terlunta-lunta, kemudian ditolong oleh Arya Kamandanu. Dalam kebersamaannya, merekapun saling jatuh cinta, kemudian Arya Kamandanu menikahi Mei Shin, dan hasilnya pedang pusaka hal yang demikian diserahkan ke Arya Kamandanu, murid kesayangan dari pencipta pedang Naga Puspa itu Naga puspa ini semacam itu dahsyat kekuatannya, ketika pedang ini sudah keluar dari warangka nya, maka akan mengeluarkan pamor yang berwarna kemerah-merahan. Dalam penciptaannya, Mpu Ranubhaya memasukkan daya Naga Bumi kedalam pedang hal yang demikian, sehingga bagi siapa saja yang berani mencabut pedang hal yang demikian dari warangkanya tetapi tidak memiliki daya dalam yang memadai, maka pemegang pedang hal yang demikian kekuatannya akan tersedot oleh daya ghaib yang ada dalam pedang Naga Puspa ini hingga bisa menyebabkan kematian. Telah banyak korban-korban yang berjatuhan dampak kecerobohan memakai pedang Kamandanu sendiri tidak pernah berani berlama-lama ketika memakai pedang hal yang demikian, sebab padahal dia sudah menguasai jurus -jurus dasar Naga Puspa, Tetapi dia masih belum cakap mengontrol daya liar yang ada dalam pedang ini. Sampai suatu ketika, pedang ini malahan jatuh ketangan musuh besarnya, hasilnya banyak korban yang Arya Kamandanu digigit oleh ular makhluk jadi-jadian naga puspa, kemudian bertapa hingga 40 hari lamanya dan cakap menyempurnakan jurus naga puspanya hingga ke tahap akhir dan dengan bantuan Keris Mpu Gandring, barulah dia bisa merebut kembali Pedang Pusaka hal yang demikian dari tangan musuh bebuyutannya, dan kemudian dengan daya ghaib ular Naga Puspa yang sudah mengalir dalam tubuhnya, hasilnya Kamandanu bisa mengalahkan keganasan pedang ini, kemudian pamornya berubah menjadi masa akhir petualangannya, agar Pedang Pusaka hal yang demikian tidak jatuh lagi ke tangan pendekar yang berwatak jahat, Kamandanu memilih berpisah dengan Pedang Pusaka ini, kemudian dengan mengerahkan daya daya dalamnya, dia menancapkannya betul-betul dalam pedang hal yang demikian pada sebongkah batu besar di sebuah gua yang tersembunyi, di lereng Gunung Arjuna. Di sini pula Arya Kamandanu berjumpa dengan Gajah Mada. Ciriciri Keris menurut tangguhnya. Tangguh adalah perkirakan jaman pembuatan sebilah Keris. Cara memperkirakan tangguh sebilah Keris yaitu dengan meneliti ciri khas atau gaya pada rancang bangun Keris, jenis material logam Keris dan juga pamornya. Setiap Kerajaan pada masa lalu memiliki Keris dengan gaya dan langgam tersendiri.
BerandaMpu Gandring Mpu Gandring adalah putra dari Mpu Brahmawisesa atau Mpu Gni yang dalam Purana Dewa Tattwa disebutkan Beliau juga mempunyai saudara bernama Empu Saguna yang menurunkan Kepandaean dan Warga Pande di Bali dengan Pedharman di Pura Catur Lawa Besakih. Sewaktu kecil beliau tinggal bersama ayahnya di Desa Lalumbang. Dimana pada zaman Raja Tunggul Ametung berkuasa dalam salah satu archive KerisBudaya, Beliau Mpu Gandring disebutkan merupakan pembuat keris yang terkenal saat itu. Kematian disebabkaan karena ditikam oleh keris buatannya sendiri oleh si pemesan yang bernama Ken Arok suami dari Ken Dedes yang merupakan cucu dari Mpu Wiradnyana salah seorang dari Sapta Rsi. Kutukan beliau sebelum Mpu Gandring mati ia bersumpah, bahwa keris itu akan memakan 7 orang korban, sesuai jumlah lekukan keris sakti itu. Kutukan Mpu Gandringpun berlaku. Satu per satu nyawa melayang akibat kutukannya. Pada suatu hari di Puri Ibu Majapahit datanglah dua orang pemuda dari Karangasem Bali yang melihat-lihat Pusaka dari Majapahit yang dipajang dan dipamerkan untuk umum. Salah seorang dari pemuda tersebut sangat antusias dengan salah satu keris yaitu keris Mpu Gandring. Dari lagaknya ia adalah seorang yang tampak paham sekali dengan barang Pusaka. Orang yang sangat paham sekali dengan Keris Pusaka Mpu Gandring karena membicrakan bentuk dan rupa dari Keris Mpu Gandring. Menurutnya keris hasil karya dari Mpu Gandring adalah keris yang bentuknya sempurna karena dikerjakan oleh seorang Mpu yang khusus mengerjakan keris sepanjang hidupnya. Mungkin dalam pandangan pemuda tersebut, Mpu Gandring menciptakan keris untuk para Raja masa keris seperti ini dipajang di Puri Ibu dan disebut-sebut sebagai keris Mpu Gandring. Pemuda tersebut akhirnya mengaku bahwa Dia adalah salah satu keturunan dari Mpu Gandring di Bali dan mengatakan bahwa Pusaka Keris Mpu Gandring yang dipajang di sini adalah palsu. Masak barang palsu dipajang di sini, di Puri Ibu Majapahit. Pemuda yang mengaku keturunan dari Mpu Gandring tersebut mengatakan ciri-ciri keris Mpu Gandring harusnya pekerjaannya sangat halus dan indah tidak seperti Pusaka yang dipajang di sini jelek dan bentuknya biasa saja. Bahkan tidak ada Yoni-nya. Pemuda tersebut berbicara keras-keras seolah mencari Perhatian. Pada saat itu di sana ada Hyang Suryo, Pinisepuh, pengempon Puri Ibu Majapahit dan beberapa anggota Paguyuban Dharma Giri Utama yang memperhatikan tingkah laku sang pemuda. Sebenarnya pemuda tersebut sangat kelewatan berbicara kurang halus seperti begitu. Jiwa muda Pinisepuh tidak suka mendengar lagak bicara yang menurutnya tidak sopan di tempat seperti di Puri. Apalagi di sana ada Hyang Suryo, Brahma Raja Majapahit. Pinisepuh mendatangi kedua Pemuda yang tampak semakin sombong tersebut. Menceritakan perihal dirinya yang keturunan langsung dari Mpu Gandring kepada Pinisepuh yang saat itu Agung Yudistira adalah seorang pemuda yang dalam pandangan awam adalah orang biasa dan sederhana. Tentu saja pemuda tersebut semakin angkuh saja tampaknya. Tetapi akhirnya Pinisepuh berkata “Apa benar Anda ini adalah keturunan langsung dari Beliau Ida Mpu Gandring?”. “Tadi kan saya sudah ceritakan siapa saya. Dan saya katakan Keris Mpu Gandring ini palsu,” kata pemuda tersebut. Kemudian Pinisepuh mengambil dua keris. Yang satu adalah Keris Pusaka Mpu Gandring dan diberikan kepada pemuda tersebut. Sedangkan keris yang satunya dipegang oleh Pinisepuh dan berkata kepada pemuda sombong tersebut “Kalau Anda benar keturunan langsung dari Ida Mpu, maka harus mempunyai kemampuan Beliau juga. Salah satu kemampuan Beliau adalah menguasai logam dengan baik sehingga menciptakan keris tidak dengan api tetapi cukup seperti ini...” Pinisepuh membengkok-bengkokkan keris yang dipegangnya. Melihat besar dan tebalnya saja tidak mungkin melakukan itu dengan tangan kosong. Semua yang hadir menyaksikan kemarahan Pinisepuh. Kemudian keris yang sudah dibengkok-bengkokkan tersebut dikembalikan kembali utuh seperti sediakala. “Sekarang silahkan Anda lakukan dengan keris tersebut...” Pinisepuh mempersilahkan kepada pemuda tersebut yang telah memegang Keris Mpu Gandring. Tetapi pemuda itu hanyalah diam dan merasa sangat malu. Hyang Suryo berkata, bahwa sebenarnya tidak usah seperti itu mereka cumalah anak-anak yang cari sensasi dan tidak membahayakan Pusaka yang ada. Biar nanti pada saatnya mereka mengerti sendiri apa sujatinya Pusaka Majapahit. Tetapi dalam penilaian saya, Pinisepuh tidaklah salah karena jaman sekarang barangkali harus ada sedikit atraksi agar orang-orang percaya. Demikian diceritakan sekelumit tentang Ida Mpu Gandring.

Mendengarkata lenong, ingatan kita pasti langsung ingat Betawi. Wajar saja. Itu lantaran beberapa tahun lalu, lenong pernah wara-wiri di televisi, dan memori kita masih merekam baik beberapa pemainnya.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dengan terbunuhnya Ken Arok Sang Amurwabumi, tampuk kerajaan Singosari kosong. Berdasarkan adat yang berlaku maka anak laki-laki tertualah yang berhak meneruskan tahta kerajaan. Maka Anusapati menempati urutan pertama mengantikan Ken Arok, selain anak tertua Anusapati juga telah berjasa berhasil menangkap dan membunuh Ki Pengalasan si pembunuh Ken Arok. Selain itu Anusapati adalah anak dari Ken Dedes istri pertama Ken Arok. Tahun 1247 Anusapati dinobatkan menjadi Raja Singosari yang kedua. Akan tetapi penobatan ini menimbulkan rasa tidak puas anak-anak Ken Arok dari Ken Umang. Tohjaya sebagai anak tertua Ken Umang juga merasa sebagai pewaris tahta urutan pertama, karena ia anak kandung Ken Arok. Sedangkan Anusapati hanyalah anak tiri. Walaupun pada akhirnya Anusapati yang dinobatkan sebagai raja, namun Tohjaya mempunyai dua dendam yang membara. Pertama, dendam karena sebenarnya Tohjaya tahu bahwa dalang pembunuhan Ken Arok ayahnya adalah Anusapati bukan Ki Pengalasan. Kedua, dendam karena Anusapati merebut haknya atas tahta kerajaan Singosari. Anusapati merasa bahwa kedudukannya di tahta kerajaan dalam ancaman, maka ia meningkatkan pengamanan istana. Ia sudah memperhitungkan bahwa Tohjaya dan adik-adiknya akan membalas dendam dan merebut tahta kerajaan. Belajar dari peristiwa terbunuhnya Tunggul Ametung dan Ken Arok, Anusapati memerintahkan untuk membangun kolam disekitar istana tempat ia dan keluarganya tidur. Semua pintu istana selalu dijaga secara bergantian siang dan malam. Anusapati mempunyai anak laki-laki yang bernama Ranggawuni, sebagai anak raja Ranggawuni mendapat pengawalan yang ekstra ketat. Melihat tidak ada celah untuk menuntut dendam dengan menerobos istana,Tohjaya merubah strateginya, tidak dengan menunjukkan perlawanan secara langsung namun sebaliknya, Tohjaya mendekati Anusapati. Tentu saja Anusapati tidak mudah tertipu dengan dengan siasat tersebut. Ia tidak mengendurkan pengawalan dan pengawasan. Selain itu keris mpu Gandring selalu ia bawa kemana-mana. Semakin hari,Tohjaya semakin menunjukkan kedekatannya dengan sang raja. Tidak ada lagi tanda-tanda perlawanan secara nyata. Akan tetapi Anusapati tetap tidak mengendurkan pengawalan dirinya. Meskipun sudah menduduki tahta raja, Anusapati tidak bisa merubah kebiasaanya sejak masih muda yaitu berjudi sabung ayam. Jika sudah berada di arena sabung ayam ia larut lupa diri dalam pertarungan hidup mati ayam yang sedang menyabung nyawa. Tohjaya akhirnya melihat celah tersebut. Tahun kedua Anusapati menduduki tahta datanglah Tohjaya menghadap kakandanya. Tohjaya menceritakan kebatan ayam jagonya yang sudah beberapa kali membunuh lawan-lawannya di arena sabung ayam, hingga saat ini tidak ada lagi ayam jago yang menandinginya. Mendengar kisah itu hati Anusapati panas dan tersinggung, benarkah Tohjaya mempunyai ayam jago tak terkalahkan, maka ia ingin mengadu ayam jagonya dengan ayam jago milikTohjaya. Tohjaya tentu saja setuju. Pada hari yang sudah ditentukan, Anusapati dan Tohjaya sudah siap dengan ayam jagonya masing-masing. Selain prajurit pengawal raja arena sabung ayam itu juga dipenuhi pengawal Tohjaya. Pertarungan segera dimulai. Kebiasaan saat itu dalam sabung ayam adalah mengikat pisau dalam taji ayam jago. Anusapati sangat berpengalaman dalam mengikat pisau taji ini, maka ia melakukan sendiri tanpa menyuruh pengawalnya. Saat duduk mengikatkan pisau taji tersebut terlihatlah keris mpu Gandring terselip di pingang Anusapati. Melihat keris itu Tohjaya menyindir dengan bertanya ”Kakanda Raja, apakah kanda takut ayam jagonya kalah dengan ayam jago saya, sehingga tidak cukup dengan mengikat pisau tapi sebilah keris pusaka?” Tentu saja Anusapati tersingung dengan pertanyaan Tohjaya, maka keris itu diserahkan kepada pengawalnya. Anusapati paham kehebatan keris tersebut dan sudah tahu bahwa keris tersebut telah mencabut empat nyawa, maka ia tidak mau melepaskan keris itu. Namun kali ini ia terlena. Keris tersebut ia serahkan kepada salah satu pengawalnya. Ayam jago Tohjaya memang sangat hebat, dengan sangat garang melabrak ayam jago sang raja. Namun ayam jago sang raja memang bukan ayam sembarangan, kuat dan sangat lincah. Beberapa kali dilabrak dihadapi,bahkan berhasil mendaratkan sebuah patukan paruhnya yang tajam. Jenger ayam jago Tohjaya kini sobek, darah mengalir. Mencium bau darah kedua ayam jago itu makin bernafsu untuk saling membunuh. Pertarungan makin seru, penonton gantian bersorak menyemangati jagonya masing-masing. Kini kedua ayam jago itu kepalanya penuh dengan darah. Tapi belum ada yang berhasil menusukkan pisau tajinya. Anusapati makin larut dalam pertarungan ke dua ayam jago itu. Apalagi nampaknya jagoannya di atas angin. Ia ikut bersorak-sorai bersama dengan pengawal-pengawalnya. Setelah saling mengambil ancang-ancang kedua ayam jago bersiap untuk saling serang. Nampaknya ayam jago Tohjaya sedikit kelelahan. Dua ayam jago saling mengepakkan sayap, siap-siap saling serang. Ayam jago Anusapati melompat bagai terbang di atas ayam jago Tohjaya yang mulai kelelahan. Pisau taji ayam jagonya Anusapati berhasil menyayat sayap lawannya. Darah segar mengalir menetes di tanah arena sabung ayam. Anusapati dan pengawalnya bersorak kegirangan, hilang kewaspadaan. Satu sayap ayam jago Tohjaya kini terkulai, tapi belum keok menyerah. Kedua ayam jago bersiap untuk serangan terakhir. Anusapati dan pengawalnya semakin keras bersorai dan tertawa. Setelah cukup mengambil ancang-ancang kedua ayam jago maju saling serang. Ayam jago Anusapati melompat cukup tinggi bagai terbang, pisau tajinya mengarah tepat ke leher musuhnya. Sebagian penonton tercekam, tapi sebagian lainnya bersorak. Beberapa detik kemudian pisau taji itupun tepat merobek leher musuhnya. Darah mengalir membasahi tanah arena sabung ayam. Ayam jago Tohjaya terhuyung kemudian jatuh terkulai meregang nyawa. Semua pengawal Anusapati bersorak, melompat gembira. Tapi pada saat yang bersamaan suara sorai Anusapati tersekat. Ia terhuyung sambil memegangi dadanya yang mengalirkan darah tak kalah derasnya. Membasahi tanah arena sabung ayam. Tubuh Anusapati limbung kemudian rubuh meregang nyawa. Para pengawalnya terlambat menyadari apa yang terjadi. Disamping tubuh Anusapati berdiri Tohjaya sambilmengacungkan kerismpu Gandring yang berlumuran darah Anusapati. Melihat aura magis keris itu para pengawal Anusapati tidak berani bertindak, pelan-pelan mundur meninggalkan gelanggang, kemudian lari menyelamatkan diri. Anusapati hanya bertahan dua tahun menduduki tahtanya. Mati dibunuh saudara tirinya dengan keris mpu Gandring. Keris itu telah merengut enam nyawa. Anusapatikah orang terakhir yang meregang nyawa di ujung keris itu? Bersambung..... Lihat Humaniora Selengkapnya
.
  • c7i76yrazf.pages.dev/245
  • c7i76yrazf.pages.dev/202
  • c7i76yrazf.pages.dev/437
  • c7i76yrazf.pages.dev/79
  • c7i76yrazf.pages.dev/534
  • c7i76yrazf.pages.dev/607
  • c7i76yrazf.pages.dev/94
  • c7i76yrazf.pages.dev/140
  • c7i76yrazf.pages.dev/717
  • c7i76yrazf.pages.dev/876
  • c7i76yrazf.pages.dev/361
  • c7i76yrazf.pages.dev/478
  • c7i76yrazf.pages.dev/462
  • c7i76yrazf.pages.dev/8
  • c7i76yrazf.pages.dev/565
  • ciri ciri keris mpu gandring